FAJARBANTEN.CO.ID – Sejumlah elmen masyarakat, penggiat sosial dan unsur pemerintahan yang ada di wilayah Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, kembali menggelar kegiatan Tadarus Sosial, dengan mengusung tema Terobosan Mengurai Banjir Comberan Pasar Labuan, yang dilaksanakan di exs Stasiun Kereta Api, Pasar Labuan, Rabu, 9 November 2022.
Dalam acara dialog bertajuk Tadarus Sosial tersebut, turut hadir Ketua DPRD Pandeglang, Tb. Udi Juhdi, Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Pandeglang, Dede Lesmana, Pengamat Kebijakan Publik, Eko Supriatno dan Akademisi yang juga Praktisi, Sony Sukmara, sebagai narasumber dalam obrolan menyikapi Banjir Comberan di Pasar Labuan, yang telah terjadi sejak bertahun-tahun.
Dalam kesempatan itu pun, Ketua DPRD Pandeglang, Tb. Udi Juhdi berkomitmen akan mengawal persoalan dan penanganan Banjir Comberan yang terjadi di Pasar Labuan, serta akan terus mengawal usulan anggaran penanganannya masuk dalam APBD Pandeglang.
“Substansi dari diskusi ini adalah penanganan banjir harus terintegrasi mulai hulu sampai dengan hilir, seperti normalisasi drainase, Dan juga bangunan liar itu membuat ruas jalan menuju pasar semakin sempit serta menghambat arus air menuju hilir. Oleh sebab itu, Pemerintah terkait diharapkan tegas menyelesaikan persoalan ini dengan melibatkan instansi berwenang melalui penegakan hukum (Perda),” tegas Tb. Udi Juhdi.
Dede Lesmana, selaku Kepala Bidang Cipta Karya pada Dinas PUPR Kabupaten Pandeglang, mengatakan. Bahwa drainase di jalan menuju pasar baru, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Insya Allah akan masuk dalam rencana kerja dan penganggaran pada APBD Tahun Anggaran 2023 mendatang.
“Kami juga berharap agar ini bener-bener terakomodir, jangan sampai molor lagi ke tahun 2024. Kami ingin mengetahui titik-titik mana mengenai seputaran biang keladi dari Banjir Comberran Pasar Labuan tersebut. Kami pun siap melakukan upaya koordinasi, termasuk menindaklanjuti permohonan rekomendasi teknis dari masyarakat di sekitar tentang persoalan Banjir Comberan ini,” ungkap Dede Lesmana.
Sementara itu, Sony Sukmara selaku Akademisi Praktisi menegaskan, butuh solusi teknis, perlu adanya solusi terpadu untuk mengendalikan air dan memulihkan tanah, berhenti membangun fisik, telusuri penyebab banjir, pembenahan drainase, konservasi ruang publik hingga pasar. Kalau mau ada pembangunan jangan lupakan sisi ekologisnya, jadi yang dipilih oleh Pemerintah itu ekologis atau mekanis.
“Meski anggaran pembangunan drainase 2023 eksekusinya, warga Labuan tetap bergerak dengan cara gotong royong bersama masyarakat untuk mengurangi banjir Comberan Pasar Labuan. Karena penanganan masalah banjir secara tuntas hanya dapat terwujud melalui program pengendalian banjir secara terpadu berbasis masyarakat dari hulu sampai hilir. Pasalnya, tidak akan pernah selesai bila penangannya hanya di hulu tidak sampai hilir, atau sebaliknya,” tegas Sony.
Eko Supriatno, selaku Pengamat Kebijakan Publik juga menegaskan, perlu adanya gerakan sosial kelompok masyarakat yang terbentuk dari kesadaran dan kepedulian terhadap bencana Banjir Comberan Pasar Labuan, ini berperan penting dalam melakukan penanggulangan dan penanganan Banjir Comberan Pasar Labuan, diwujudkan dengan melakukan mobilisasi sumberdaya yang dimiliki secara teknis terbangun dari relasi antar kelompok bersama dengan anggota-anggotanya.
“Wujud dari gerakan sosial tanggap bencana Banjir Comberan Pasar Labuan yang terbangun dari adanya sumberdaya yang dimobilisasi melakukan pergerakan penanggulangan bencana secara bersama. Misalnya dibentuk Siaga Masyarakat Banjir Comberan Pasar Labuan (SMBCPL), Masyarakat Tanggap Banjir Comberan Pasar Labuan (MTBCPL), atau yang lainnya,” tutup Eko.
Hadir dalam acara dialog bertajuk Tadarus Sosial dengan tema Terobosan Mengurai Banjir Comberan Pasar Labuan tersebut, hadiri unsur Muspika Labuan, para kepala desa, Aliansi Masyarakat dari dua desa (Labuan-Cigondang), Paguyuban Pasar, Karang Taruna, Ormas PBBNI, dan Forum Mahasiwa Labuan Progresif. (Daday)