Oleh : Ahmad Yani
(Sekjen Banten Genius Network)
Su’ujon – berprasangka buruk terhadap orang lain dan bukan hanya merusak hubungan antarmanusia, tetapi juga mencerminkan kualitas batin pelakunya.
Orang yang selalu curiga, menuduh tanpa dasar, atau melihat segala sesuatu dari sisi gelap, sesungguhnya sedang menampilkan potret dirinya sendiri, hati yang penuh prasangka karena terbiasa hidup dalam pikiran dan perilaku yang negatif.
Mengapa seseorang begitu mudah su’ujon?. Bisa jadi karena ia terbiasa melakukan hal-hal yang ia tuduhkan kepada orang lain. Seorang pencuri akan selalu mencurigai orang lain mencuri, seorang pembohong menganggap semua orang tak bisa dipercaya, dan orang yang licik akan memandang dunia dari kacamata kelicikan.
Dalam psikologi, ini disebut projective mechanism,yaitu memproyeksikan sifat atau perilaku sendiri kepada orang lain.
Su’ujon yang berulang bukan sekadar kebiasaan buruk, tetapi refleksi dari batin yang belum bersih. Ia menunjukkan betapa seseorang belum mampu menata dirinya, sehingga memilih melihat dunia luar dengan kacamata keruh yang ia ciptakan sendiri dan lebih senang menjadi hakim yang tak adil atas hidup orang lain.
Setiap manusia punya cacat, punya sisi gelap, tapi bukan berarti kita berhak menghakimi mereka tanpa bukti. Ketika kita mudah su’ujon, kita sedang membuka aib batin kita sendiri. Ingat……!!! bahwa kecurigaan kita adalah bayangan dari apa yang kita pikirkan dan kita lakukan.
Sudah saatnya kita berkaca. Jika lidah kita ringan menuduh, hati kita penuh prasangka, dan pikiran kita gelisah oleh bayangan buruk tentang orang lain, barangkali kita sedang melihat pantulan diri sendiri dalam cermin bernama su’ujon.
Waspada….!!!!
