Faharbanten.co.id – Belum meratanya digitalisasi perguruan tinggi di Indonesia, menjadi tantangan para santri di era digital. Padahal kemampuan digital kini makin dibutuhkan untuk bekerja, berkarya, serta mengakses pengetahuan dari berbagai belahan dunia.
Menghadapi tantangan digitalisasi, Lembaga Pendidikan Tinggi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPT-PBNU) akan menggelar Simposium Nasional Digitalisasi Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (Simposium PTNU) di Hotel Mercure Ancol Jakarta pada Selasa 28 November 2023. Presiden Joko Widodo dijadwalkan hadir dalam simposium, sekaligus melakukan peluncuran digitalisasi Perguruan Tinggi NU (PTNU).
Hal ini diungkapkan Ketua Panitia Simposium PTNU, Dr. Luthfi Hamidi dalam Podcast SEVIMA, Kamis (23/11) pagi. Presiden dijadwalkan hadir dalam Simposium PTNU bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, serta ribuan pimpinan perguruan tinggi, Pejabat Tinggi Negara, dan Tokoh Bangsa.
“Puncak acara simposium ini adalah Kick Off (Peluncuran) Digitalisasi PTNU, yang dihadiri oleh 1.000 pimpinan perguruan tinggi dari seluruh Indonesia. Biar tendangannya semakin oke, semakin kencang, Kick Off akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo. Menjadi kebanggaan bagi Perguruan Tinggi NU,” kata Luthfi yang kini juga memimpin Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban.
*Kehadiran Presiden Jadikan PTNU Pilar Peradaban Dunia*
Kehadiran Presiden Joko Widodo bersama para pimpinan kampus dan pejabat tinggi negara, menurutnya sejalan dengan visi PBNU yang sedang mendorong NU sebagai pusat peradaban dunia. Oleh karenanya, perguruan tinggi NU harus segera menguasai teknologi digital, agar mampu menjadi pilar utama peradaban dan kemajuan.
Menindaklanjuti visi dan harapan tersebut, Simposium PTNU akan mengangkat tema: Transformasi Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi.
“Ketua Umum PBNU berulang kali menegaskan cita-cita bahwa proses administrasi pendidikan di Nahdlatul Ulama harus menuju pola tanpa kertas (paperless) dan digital. Sehingga kita kawal kebijakan dan program luar biasa ini, diawali dengan peluncuran digitalisasi!,” kata Luthfi.
Simposium PTNU akan mencakup beberapa materi persiapan dan implementasi sistem digital. Untuk memastikan digitalisasi sukses dipahami dan diimplementasikan Perguruan Tinggi NU di seluruh Indonesia, simposium ini juga melibatkan para pejabat eselon serta pakar berpengalaman. Seperti dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), Badan Penelitian (Balitbangdiklat) Kementerian Agama, serta berbagai pihak dari dunia industri.
“Simposium ini akan diawali dengan beberapa hari untuk konsentrasi, proses penyadaran, serta implementasi terlebih dahulu (atas pentingnya digitalisasi oleh para pakar). Lalu gongnya nanti, pada Selasa 28 November, oleh Pak Presiden (meluncurkan digitalisasi), dan menjadikan kampus NU pilar peradaban dunia. Ini kebanggaan bagi perguruan tinggi NU!,” ungkap Luthfi.
*Juga Akan Dihadiri Berbagai Pejabat Tinggi & Tokoh Bangsa*
Keterlibatan simposium ini juga tidak dibatasi khusus pada mereka yang tergabung Perguruan Tinggi NU dan pesantren. Siapapun tokoh bangsa yang memiliki kesanggupan dan komitmen untuk bermitra dengan Perguruan Tinggi NU, menurut Luthfi sangat dinanti kehadirannya.
Oleh karenanya, berbagai Pejabat Tinggi Negara juga turut diundang. Begitupula dengan Rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Simposium PTNU mengundang Rektor Universitas Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Gadjah Mada, dan berbagai kampus negeri lainnya.
“Beberapa PTN dan PTKIN memiliki kesanggupan dan komitmen untuk menjadi bapak asuh dan bermitra dengan Perguruan Tinggi Nahdatul Ulama. Sehingga melalui Simposium Nasional ini, kita akan mempersiapkan proses penyadaran akan pentingnya digitalisasi bagi seluruh perguruan tinggi NU, untuk diimplementasikan di manapun mereka berada,” pungkas Luthfi. (*/Yogi)