FAJARBANTEN.CO.ID – Rehabilitasi terumbu karang di Pulau Badul, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, yang dilakukan sejak dua tahun lalu pelan-pelan menuai hasil. Berdasarkan pengamanatan, puluhan rak laba-laba yang berisi ratusan koloni karang yang ditanam sejak 2020 sudah mulai tumbuh positif.
Pengelola Ekosistem Pesisir dan Laut Ahli Pertama pada Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (PSPL) Serang, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, Zaid Abdur Rahman menuturkan, karang hasil transplantasi secara alami tumbuh dengan baik. Hal itu dibuktikannya dari monitoringnya kedasar laut perairan Pulau Badul yang dilakukannya pada Rabu 30 Maret 2022 lalu.
“Walaupun ada satu atau dua bibit yang terlepas dari ikatannya akibat proses pengikatan yang tidak sempurna, namun secara umum dapat dikatakan bahwa kelangsungan hidup (survival rate) fragment karang yang ditempelkan pada rak laba-laba mendekati 100 persen,” jelas Zaid, Kamis 31 Maret 2022.
“Artinya dapat dikatakan, bahwa metode rehabilitasi terumbu karang menggunakan model rak laba-laba di perairan Pulau Badul ini sangat efektif,” tambahnya.
Maka dari itu, dia berpesan agar kelompok pelestari terumbu karang dan juga masyarakat dapat menjaga keberadaan hasil transplantasi karang ini, utamanya dari gangguan yang sifatnya merusak yaitu jangkar nelayan ataupun praktik mencari ikan yang tidak ramah lingkungan. Pasalnya, terumbu karang memiliki beberapa manfaat.
“Seperti diantaranya sebagai Regulating Services, yaitu jasa pengaturan yang dilakukan oleh ekosistem terumbu karang, seperti penyerapan karbon, pengontrolan bencana, peredam gelombang dan pencegahan abrasi dan Cutural Services, yaitu jasa yang berkaitan dengan kehidupan sosial atau budaya manusia seperti wisata bahari berupa snorkeling dan diving,” bebernya.
Zaid melanjutkan, kedepan pihaknya akan mengembangkan berbagai jenis terumbu karang di kawasan tersebut agar lebih beragam.
“Ke depan kami akan upayakan pengkayaan jenis karang yang direhabilitasi selain jenis Acropora Sp, sehingga keragaman jenis karang di perairan Pulau Badul bisa kembali seperti keadaan sebelum tsunami 2018 terjadi,” pungkasnya. (Daday)