Sebanyak 100 anak yatim piatu mendapatkan santunan dan bingkisan untuk keluarga besar PGRI Ciputat Cabang Tangsel. Di antara mereka, ada anak yatim piatu yang orang tuanya bekerja sebagai guru, yang meninggal karena infeksi COVID-19.
Ketua PGRI Cabang Ciputat Sahrial menjelaskan, di masa pandemi Covid-19, anggota PGRI cabang Ciputat yang meninggal akibat Covid-19 diperkirakan berjumlah 9 orang, jadi para tenaga pendidik harus selalu menjaga kesehatan, semangat dan selalu bersyukur. Adapun yang meninggal itu ada yang berstatus pegawai negeri dan guru honorer.
“Dimasa pandemi ini tidak sedikit guru yang gugur karena Covid-19. Di Ciputat sendiri, itu tercatat kurang lebih 9 orang,” kata Sahrial di SDN 04 Ciputat, lokasi penyelenggaraan HUT ke 76 PGRI, Sabtu (20/11/2021) dilansir beritasatu.com.
Sahrial sebutkan bahwa PGRI Ciputat belum bisa berbuat banyak untuk membantu para anak guru yang orang tuanya meninggal dunia akibat Covid. Namun, pihaknya akan memantau para anak guru itu ketika akan masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.
“PGRI berusaha hadir untuk anggota, baik yang masih ada ataupun yang meninggal karena Covid. Karena walaupun bagaimana, anak-anak itu juga menjadi anak-anak kita. Jadi kita bantu sebisa mungkin,” ujar dia.
Sementara Ketua PGRI Kota Tangsel, Cartam menjelaskan, jumlah guru di Kota Tangsel yang meninggal karena Covid sudah dilakukan pendataan dari Provinsi Banten. Namun ia belum mengetahui jumlah angka pastinya.
“Kabupaten Tangerang aja yang luas jumlahnya 60 orang. Mungkin kami angkanya minim, dua puluhan. Dan Alhamdulillah hari ini, khususnya di Ciputat yang orang tuanya meninggal dan anaknya menjadi anak yatim kita beri santunan,” ungkapnya.
Dari PGRI sendiri, Cartam jelaskan bahwa masing-masing cabang PGRI sudah memikirkan jika ada kesulitan bagi anak-anak yatim yang orang tuanya berprofesi sebagai tenaga pendidik dan meninggal karena Covid, di sekolah-sekolah PGRI akan memberikan potongan biaya pendidikan hingga 50 persen bahkan gratis.
“Kalau di sekolah negeri saya rasa tidak kesulitan karena non biaya. Tapi kami dari yayasan pendidikan PGRI, bisa memberikan sampai gratis untuk anak guru,” terang Cartam.
Cartam kemukakan bahwa PGRI belum bisa banyak membantu anak-anak guru yang meninggal akibat Covid itu jika hendak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Namun begitu, ada kemungkinan PGRI melalui bidang keagamaan akan bermusyawarah membahas hal tersebut.
Karena orang tua yang berprofesi guru itu kan PNS, itu mendapatkan pensiun. Jadi tidak terlalu berdampak,” pungkasnya.(*/cr2)