BOPO Bank Banten Turun Drastis 53%

oleh

Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Bank Banten turun drastis hingga sampai 53 persen. BOPO adalah perhitungan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Metrik ini sangat penting dalam menjalankan bisnis. Ketika sebuah perusahaan ingin menentukan kesehatan keuangannya saat ini, mungkin menggunakan rumus dan perhitungan yang berbeda untuk mengukur kinerjanya.

“Secara keseluruhan yang sudah dilakukan oleh Pak Agus Syabaruddin selaku Dirut Bank Banten sudah on the track plus, dalam waktu yang relatif singkat (20 bulan) sudah bisa membuat Bank Banten berputar 180 derajat dari kondisi sebelumnya, termasuk diantaranya keberhasilan menekan BOPO hingga 53% dari 180% Sept 2021 menjadi 127% di September 2022,” ungkap Wakil Rektor Perbanas Institute, Selamet Riyadi. Senin, 2 Januari 2023.

Kata dia, hanya kredit bermasalah yang sudah sangat lama baru bisa diselesaikan sebagian. Lanjut Selamet, jika melihat kinerja secara menyeluruh, maka perlu mendapat apresiasi yang sangat baik.

“Harapannya siapapun penerusnya harus terus menjaga kesinambungan momentum penyehatan Bank Banten,” ucapnya.

Sementara itu, Dirut Bank Banten Agus Syabaruddin mengatakan, pencapaian ini merupakan wujud keseriusannya dalam memimpin Bank Banten.

Baca Juga  Peringati Hari Konsumen Nasional Sharp Tingkatkan Masa Garansi Kompresor Standing Freezer Menjadi 5 Tahun

“Untuk terus menjaga momentum penyehatan Bank Banten, diantaranya menekan BOPO lebih baik hingga 53% yoy pada Q3 2022 dengan cara menekan biaya bunga, menekan biaya operasional, efisiensi dan tentunya meningkatkan pendapatan opersional,” jelasnya.

Kata Agus, dalam kurun waktu satu tahun Bank Banten menutup enam buah kantor cabangnya yang tidak produktif dan dialihkan dengan membuka kantor cabang pembantu di pusat-pusat perputaran uang Banten di wilayah Tangerang Raya seperti Bintaro, Alam Sutera, BSD, Gading Serpong.(***)