Unsera dan Unbaja Kolaborasi Pemanfaatan Tulang Ikan Bandeng

oleh

FAJARBANTEN.CO.ID-Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Banten Jaya (UNBAJA) berkolaborasi dengan Universitas Serang Raya (UNSERA) mengadakan pendampingan dengan tema “Pemanfaatan tulang ikan bandeng sebagai bahan fortifikasi biskuit dalam program pangan sehat untuk mencegah stunting Di Kelurahan Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen, Kota Serang”.

Kegiatan pengabdian ini merupakan skema Hibah Pengabdian Kementrian Pendidikan, Kebudayan, Riset dan Teknologi Tahun 2025 berlokasi di Kelurahan Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten pada Rabu (23/7/25). Kegiatan pengabdian bersifat pelatihan dengan diikuti oleh 20 anggota kelompok Pecinta Alam Pesisir Pulau Dua yang di dominasi ibu-ibu.

Hadir dalam pelatihan tersebut mitra wilayah Sawah Luhur Zeni untuk memberikan sambutan. Hadir pula ketua Tim Pengabdian Linardita Ferial bersama anggota tim pengabdian Fida Asfia dan Eka Indah Yuslistyari. Hadir sebagai narasumber Nia Kurniatillah terkait dengan Sosialisasi tentang peningkatan pelayanan Kesehatan dalam upaya penurunan stunting.

Ketua Tim Pengabdian, Linardita mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dan upaya konkret dalam mendukung program pemerintah untuk menurunkan angka stunting di Indonesia, khususnya di wilayah Kelurahan Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Stunting bukan hanya masalah tinggi badan anak yang kurang, tetapi juga berkaitan erat dengan perkembangan otak dan masa depan generasi penerus bangsa.

Baca Juga  FKPS Dukung Airin Pilkada Banten, Fitron di Pandeglang

“Pemanfaatan tulang ikan bandeng sebagai bahan fortifikasi adalah inovasi lokal yang sangat potensial. Bandeng sebagai hasil perikanan unggulan di daerah pesisir ini, khususnya tulangnya yang kaya akan kalsium dan mineral, dapat diolah menjadi bahan tambahan pangan yang bergizi tinggi, salah satunya dalam bentuk biskuit yang mudah dikonsumsi oleh anak-anak,” kata Nia.

Lebih lanjut Nia mengataka proses pembuatan tepung tulang ikan bandeng dimulai dengan pemilahan tulang dari sisa hasil filet ikan. Kemudian dipisahkan, dicuci, direndam dalam larutan garam atau kapur sirih, lalu dibilas hingga bersih. Tahap selanjutnya adalah perebusan hingga teksturnya lunak dan lemaknya berkurang. Setelah direbus, tulang dikeringkan kemudian digiling hingga menjadi bubuk. Untuk mendapatkan hasil yang halus, proses penggilingan bisa diulang beberapa kali, lalu disaring menggunakan ayakan berukuran halus sehingga hasil produk tepung tulang ikan bandeng menjadi bahan baku utama dalam proses fortifikasi biskuit. Kegiatan ini menjadi suatu bentuk hilirisasi tulang ikan bandeng yang berguna dalam pemberian makanan tambahan dalam pencegahan stunting (media sucahya)