Pakar Komunikasi: TNI Tidak Dapat Dipisahkan Dengan Rakyat

oleh

Jakarta – Pakar Komunikasi Politik dan Militer dari Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting, mengatakan TNI tidak dapat dipisahkan dengan rakyat.

Dia mencontohkan kehadiran Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman mendatangi masyarakat Cianjur yang terdampak gempa bumi.

“Bencana alam di Cianjur itu hari pertama dan hari ketiga Jenderal Dudung hadir di sana,” kata dia, dalam keterangannya pada Selasa (29/11/2022).

Baca Juga  Sharp Hydro Heroes Sukses Ciptakan Petani Muda Berkelanjutan

Menurut dia, Jenderal Dudung Abdurachman mewarisi semangat Jenderal Soedirman.

“Jadi memang pak Dudung menjadi contoh bagaimana TNI dekat dengan rakyat. Iya (mewarisi semangat Jenderal Soedirman,-red),” ujarnya.

Tak hanya mendatangi korban terdampak bencana, menurut Ginting, kunjungan Jenderal Dudung ke sejumlah pesantren dan menemui ulama dan santri menjadi bukti meneladani semangat Jenderal Soedirman.

Sehingga, menurut Ginting, wajar saja jika semangat dan kedekatan Jenderal Soedirman dengan rakyat menjadi inspirasi bagi Jenderal Dudung dalam menjalankan tugas kenegaraan.

Baca Juga  Kerjasama XL Axiata Business Solutions dan Quest Motors Terapkan Solusi Digital untuk Motor Listrik

Jika TNI tidak menyatu dengan rakyat dalam peristiwa gerilya, Ginting menjelaskan tidak akan ada yang memberi perlindungan terhadap Jenderal Soedirman, yang kini menjadi pahlawan nasional itu.

“Dalam peristiwa gerilya itu bagaimana kemudian Jenderal Soedirman bisa diterima oleh rakyat karena dia dekat dan menyatu dengan rakyat. Kalau tidak siapa yang membantu TNI di ranah geriliya itu, siapa yang memberi makan, siapa yang memberi minun, siapa yang memberi perlindungan dan segala macam,” jelasnya.

Baca Juga  Pangdam XVI/Pattimura Pimpin Sertijab Danrem 151/Binaiya, Brigjen TNI Antoninho Rangel Da Silva,S.IP., M.Han.

Oleh karenanya, Ginting mengatakan bahwa kedekatan Jenderal Dudung dengan rakyat adalah contoh pemimpin yang dapat dijadikan inspirasi bagi generasi muda. (***)