Fajarbanten.co.id – Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Pandeglang, Banten, mengaku lega dengan stabilnya harga kedelai dalam beberapa bulan terakhir. Bahan baku utama pembuatan tempe dan tahu itu kini bertahan di kisaran Rp9.400–Rp9.500 per kilogram, setelah sebelumnya sempat menembus Rp10 ribu hingga Rp14 ribu per kilogram.
Kondisi tersebut membuat usaha perajin kembali berjalan normal, bahkan ikut menopang program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
Supriyadi, perajin tempe asal Kampung Maja Mesjid, Sukaratu, Kecamatan Majasari, mengaku bisa lebih tenang dalam berproduksi dengan harga kedelai Rp9.500 per kilogram.
“Alhamdulillah, harga kedelai Rp9.500 itu sudah cukup membantu. Dulu waktu sempat Rp14 ribu, kita sampai mogok nasional 3 hari karena kesulitan bahan baku,” ungkap Supriyadi, Rabu 17 September 2025.
Menurutnya, saat harga kedelai melonjak, ia terpaksa mengecilkan ukuran tempe agar tetap bisa dijual dengan harga terjangkau. Kini dengan harga stabil, ia kembali memproduksi sesuai standar merek turun-temurun keluarganya, Tempe Badak Bohay. Supriyadi yang sudah 30 tahun menekuni usaha ini membutuhkan sekitar satu kuintal kedelai per hari.
Ia bahkan tengah menjajaki kerja sama dengan dapur MBG. Supriyadi siap menyuplai 400 papan tempe seharga Rp5 ribu dua kali sepekan untuk mendukung program makan gratis tersebut.
“Kalau kerja sama ini jalan, usaha saya bisa lebih berkembang dan bisa menyerap tenaga kerja baru,” ujarnya.
Senada, Iman Hilman, perajin tahu asal Kabayan, Pandeglang, juga merasakan dampak positif dari stabilnya harga kedelai. Ia kini membeli bahan baku Rp9.400 per kilogram, lebih rendah dibanding Agustus lalu yang sempat tembus Rp10.200 per kilogram.
“Kalau Rp9.400 per kilo itu cukup, usaha masih bisa jalan normal. Tapi kalau sudah Rp12 ribu sampai Rp13 ribu, apalagi Rp14 ribu, berat. Banyak pabrik tahu yang gulung tikar waktu itu,” ungkap Iman.
Ketua Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo), Hidayatullah Suragala, menilai harga kedelai di Pandeglang saat ini terbilang normal. Di tingkat importir, harga juga stabil di kisaran Rp8.500–Rp8.700 per kilogram.
“Dengan kondisi ekonomi nasional dan global saat ini, diharapkan sampai akhir 2025 tidak ada gejolak harga kedelai. Harganya masih stabil dan terjangkau oleh perajin tempe dan tahu,” jelas Hidayatullah.
Supriyadi berharap kestabilan harga kedelai bisa terus bertahan. Menurutnya, selain menjaga kelangsungan usaha, hal itu juga mendukung program MBG pemerintah.
“Harga kedelai yang stabil jelas sangat membantu. Dengan begitu, program MBG juga bisa berjalan dengan baik,” tandasnya. (Asep)