Musim Hujan Datang, Waspada Gerakan Tanah

oleh
Kondisi geologi seperti bidang kontak perlapisan antar batuan, merupakan bidang lemah yang mudah untuk disisipi oleh air dan akan menjadi bidang gelincir untuk longsor. Sumber gambar ilustrasi: Lutgens, Frederick K. & Edward J. Tarbuck, Essentials of Geology, 2012.

FAJARBANTEN.CO.ID – Sejak bulan November ini hujan telah sering turun dengan intensitas yang cukup besar, bahkan di beberapa daerah mengakibatkan banjir. BMKG sudah mengeluarkan peringatan dini cuaca dan iklim Provinsi Banten, bahwa di 10 hari pertama bulan Desember 2024, untuk status awas (curah hujan di atas 300 mm/dasarian) diperkirakan akan menimpa sebagian besar wilayah Kabupaten Lebak dan Pandeglang. Sedangkan untuk status siaga dan waspada dikenakan pada wilayah Kabupaten Serang bagian barat. Apa yang menjadi kekhawatiran bersama manakala curah hujan meningkat selain banjir? Tentunya adalah bencana gerakan tanah yang mengintai.

Sebetulnya gerakan tanah merupakan mekanisme alamiah dari tanah atau batuan untuk menghilangkan ketidakstabilan menuju kestabilan baru. Kemiringan yang sangat curam merupakan kondisi yang tidak stabil, dan longsor akan membuatnya jadi stabil. Gerakan tanah akan menjadi bencana ketika mendatangkan kerugian terhadap harta benda dan jiwa. Sudah banyak kejadian bencana gerakan tanah yang mematikan. Longsor di Bahorok Sumatra Utara di tanggal 3 November 2003 menelan korban jiwa 90 orang.

Longsor di perbukitan Ciwidey Kabupaten Bandung Jawa Barat tanggal 23 Februari 2010 mengakibatkan 33 orang meninggal dan 11 orang hilang. Kemudian longsor di Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah tanggal 12 Desember 2014 menyebabkan 125 orang meninggal dunia. Beberapa kejadian gerakan tanah yang sangat merugikan juga terjadi di Provinsi Banten. Seperti gerakan tanah yang pernah terjadi di Desa Curugpanjang Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak pada bulan Januari hingga Februari 2022, menimbulkan kerusakan pada 40 rumah lebih serta bangunan sekolah di kampung Cihuni, Simpati dan Tegal.

Mengetahui penyebab terjadinya gerakan tanah menjadi penting bagi kita sebagai usaha mitigasi bencana. Tidak adanya antisipasi terhadap daerah yang rawan gerakan tanah bisa merugikan. Contoh yang pernah terjadi adalah ruas tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) KM 64 yang amblas tanggal 3 April 2024 lalu, dimana area tersebut ternyata masuk ke dalam zona kerentanan gerakan tanah sedang.

Baca Juga  Hadir di Serpong, Turbo Wash Tawarkan Solusi Cuci Mobil Cepat, Bersih dan Hemat
Salah satu peta zona kerentanan gerakan tanah yang dibuat oleh Dinas ESDM Provinsi Banten dengan skala 1:25.000.

Terdapat faktor pengontrol terjadinya gerakan tanah. Faktor pengontrol adalah kondisi yang memungkinkan gerakan tanah terjadi. Yang menjadi faktor pengontrol diantaranya kondisi topografi seperti kecuraman lereng atau kemiringan lahan. Makin curam lereng makin mudah gerakan tanah terjadi. Faktor pengontrol lainnya adalah kondisi geologi seperti adanya bidang perlapisan antar batuan ataupun rekahan di tanah dan batuan. Bidang perlapisan maupun rekahan dapat disusupi air sehingga menjadi bidang gelincir. Faktor pengontrol berikutnya adalah tingkat pelapukan. Indonesia dengan iklim tropis basah sangat tinggi tingkat pelapukannya. Pelapukan membuat batuan menjadi lemah dan akhirnya hancur menjadi tanah. Faktor pengontrol lainnya adalah pengaruh air.

Tanah berpasir akan luluh lantah jika dijenuhi oleh air. Faktor berikutnya adalah beban di atas lereng. Makin tinggi beban lereng makin mudah runtuh lereng tersebut. Air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah sehingga membebani lereng. Vegetasi dan bangunan bisa juga menjadi beban bagi lereng. Namun dengan vegetasi yang tepat bisa melindungi tanah sehingga mengurangi longsor. Faktor pengontrol terakhir yang makin hari makin dominan adalah aktivitas manusia. Pembukaan lahan akan membuat tanah tidak terlindungi. Pemotongan lereng karena tambang atau untuk jalan dan bangunan membuat lereng menjadi labil. Lalulalang kendaraan di jalan akan memberikan getaran yang bisa memicu gerakan tanah. Pembuatan bangunan di atas lereng akan menambah beban lereng. Drainase yang tidak baik akan membuat air permukaan bisa menyusup ke dalam tanah dan melemahkan kekuatan lereng.

Baca Juga  Awasi Pelaksanaan Pemilu 2024, Rutan Bangil Sambut Hangat Kunjungan Kakanwil Kemenkumham Jawa Timur

Selain faktor pengontrol tersebut di atas, ada lagi satu faktor yang menyebabkan gerakan tanah mulai terjadi, disebut sebagai faktor pemicu. Faktor pemicunya bisa karena hujan lebat atau getaran gempabumi atau ulah manusia. Kenyataannya hampir semua kejadian gerakan tanah diawali dengan hujan lebat atau gempabumi.

Dinas ESDM Provinsi Banten sudah menyusun peta kerentanan gerakan tanah untuk 21 kecamatan yang berada di Kabupaten Pandeglang, Lebak dan Serang, dengan skala 1:25.000. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah Carita, Cisata, Jiput, Mandalawangi, Pulosari, Saketi, Picung, Sindangresmi, Angsana dan Munjul untuk Kabupaten Pandeglang, selanjutnya Kecamatan Cibeber, Lebakgedong, Cipanas, Bayah, Cilograng, Bojongmanik dan Leuwidamar untuk Kabupaten Lebak, kemudian Kecamatan Anyar, Mancak, Cinangka dan Padarincang untuk Kabupaten Serang. Pemetaan yang dilakukan oleh Dinas ESDM Provinsi Banten mengacu kepada SNI 8291:2016 tentang Penyusunan dan Penentuan Zona Kerentanan Gerakan Tanah. Dalam peta tersebut ditunjukkan daerah-daerah yang masuk zona kerentanan gerakan tanah tinggi diberi warna magenta, zona kerentanan gerakan tanah menengah diberi warna kuning, zona kerentanan gerakan tanah rendah diberi warna hijau, dan zona kerentanan gerakan tanah sangat rendah diberi warna biru. Peta-peta tersebut berguna sekali karena menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun rencana tata ruang wilayah maupun pengembangan wilayah.

Selain peta tersebut, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM juga mengeluarkan peta prakiraan wilayah potensi terjadi gerakan tanah berdasarkan kondisi curah hujan yang dikeluarkan oleh BMKG. Dari peta tersebut bisa memberikan informasi bagaimana daerah kita, apakah rawan atau aman, sehingga kita bisa melakukan antisipasi sedari dini.

Beberapa rekomendasi yang harus diperhatikan oleh semua masyarakat sebagai upaya mitigasi bencana gerakan tanah diantaranya adalah:

  • Hindari pembangunan rumah atau sarana lainnya pada daerah yang mempunyai kemiringan lereng yang terjal, terutama pada lereng yang mengarah ke jurang atau lembah sungai.
  • Hindari perencanaan pembangunan pada daerah yang mempunyai kerentanan gerakan tanah tinggi. Untuk pembangunan pada zona kerentanan menengah, perlu dilakukan penyelidikan kestabilan lereng secara lebih rinci.
  • Pada pelebaran atau pembuatan jalur jalan baru yang memotong lereng, perlu diperhitungkan sudut lereng kritisnya sehingga tidak terlalu terjal dan perlu penguatan pada lereng. Selain itu perlu dilengkapi saluran yang memadai supaya air tidak meluap ke jalan pada waktu hujan yang dapat memicu terjadinya gerakan tanah.
  • Hutankan kembali tanah yang gundul, terutama pada daerah-daerah berkemiringan lereng terjal dengan pohon-pohon yang mempunyai akar kuat dan dalam yang dapat berfungsi sebagai pengikat tanah, untuk mengurangi resiko terjadinya erosi dan gerakan tanah.
  • Hindari pembangunan pemukiman pada tepi gawir dan kaki bukit/gunung yang terjal dan pada alur-alur sungai, karena berpotensi terlanda longsoran.
  • Tingkatkan kewaspadaan saat dan sesudah terjadinya hujan dan lakukan pemantauan intensitas curah hujan, retakan dan kondisi di lereng bagian hulu sampai hilir.
  • Lakukan penutupan dan pemadatan retakan, pengendalian air permukaan dengan sistem drainase yang kedap air, serta pengendalian air rembesan untuk memperlambat atau menghindari peresapan dan penjenuhan air ke tanah dan mengantisipasi terjadinya perkembangan gerakan tanah.
  • Upaya mitigasi gerakan tanah merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat, oleh karena itu perlu ada sinergi antara kedua unsur sesuai perannya masing-masing.
  • Informasi publik prediksi gerakan tanah di Provinsi Banten dan seluruh Indonesia dapat diakses pada laman https://vsi.esdm.go.id/portalmbg.(Adv)
Baca Juga  Peresmian Gedung UDD PMI Lebak Ditandai dengan Penandatanganan Prasasti dan Gunting Pita