Terkait Polemik Kritik Anggaran, Tokoh Muda Tangsel Ajak Leony Vitria Duduk Bersama Cari Solusi

oleh
Tokoh Muda Tangerang Selatan Dadit H. Gani.
Tokoh Muda Tangerang Selatan Dadit H. Gani.

Fajarbanten.co.id – Artis Leony Vitria menyampaikan kritik mengenai sejumlah kebijakan hingga anggaran Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) yang dinilai tidak sebanding dengan alokasi untuk kesejahteraan rakyat.

Sebelumnya, Leony melalui akun Instagram pribadinya menyoroti beberapa kejanggalan dalam anggaran tersebut, seperti tingginya biaya konsumsi rapat dibandingkan anggaran perbaikan jalan dan anggaran besar untuk alat kantor hingga suvenir.

Kritik bermula ketika Leony beberapa waktu sebelumnya mengunggah video menceritakan bahwa dirinya merasa keberatan dengan Pemkot Tangsel, adanya beban BPHTB dalam proses balik nama rumah peninggalan ayahnya.

Tokoh Muda Tangerang Selatan Dadit H. Gani pun turut berkomentar dengan adanya kritik tersebut. Dadit mengapresiasi atas pendapat yang di sampaikan oleh Leony.

Baca Juga  KPU Pandeglang Masih Kekurangan Logistik Pilkada 2024

Namun, ia menyebut bahwa alangkah baiknya jika hal ini tidak hanya sebatas viral di media sosial, tetapi bisa menjadi momentum untuk bisa berdiskusi dengan pihak Pemkot Tangsel untuk membantu mencari solusinya.

“Sehingga hal ini harus dibicarakan dan disampaikan kepada pemerintah kota dan stakeholder lainnya agar kita semua bisa berkolaborasi dalam mencari solusi bersama sama,” kata Dadit dalam keterangannya pada Kamis 2 Oktober 2025.

Menurutnya, sebagian wilayah Tangsel memang didominasi oleh beberapa pengembang, namun masih banyak pemukiman dan perkampungan yang padat penduduk dengan fasilitas dan infrastruktur serta masalah yang kompleks berada dan diapit oleh komplek atau cluster mandiri.

Baca Juga  Gaya Aktivis Berikan Kado Hari Jadi Pandeglang Untuk Irna-Tanto

Ia menjelaskan bahwa Kota Tangerang Selatan merupakan kota otonom yang baru lahir di tahun 2008 hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang. Justru, menurutnya menjadi pekerjaan yang tidak mudah bagi Pemerintah Kota yang masih berumur 17 tahun ini untuk mengejar pembangunan pada area-area lain.

“Agar gap kesenjangan antara kawasan pengembang dan pemukiman padat penduduk tidak semakin jauh dan tertinggal,” katanya.

Dadit pun mengapresiasi langkah Pemkot Tangsel dalam membuat, menjaga, membersihkan dan merawat fasilitas maupun infrastruktur pada kawasan-kawasa pemukiman padat penduduk, meskipun masih banyak yang harus dilakukan.

Ia menyebut bahwa kesenjangan sosial merupakan masalah klasik kota kota besar, termasuk di Kota Jakarta. Namun, Dadit mengatakan bahwa Pemkot Tangsel bisa turut hadir dan memberikan perubahan secara bertahap.

Baca Juga  Relawan Prabowo-Gibran GBN dan GRBS Gelar Kopdar Di Villa taratai malingping lebak

“Ini merupakan tugas kita bersama untuk berkolaborasi demi kenyamanan kita semua,” katanya.

Dadit sebagai tokoh muda pun mendorong agar berbagai dinamika yang terjadi di Tangsel bisa di komunikasikan secara arif dan di kolaborasikan bersama-sama dengan Pemkot.

“Karena, jika hanya sebatas viral dan akhirnya membuat situasi tidak kondusif ditengah masyarakat, maka kita semua yang akan merugi,” kata dia.

Menurutnya, Tangerang Selatan bukan hanya kawasan-kawasan modern dengan cluster-cluster mandiri, tapi juga pemukiman padat penduduk yang memiliki masalah sosial yang kompleks.

“Dan ini perlu kita selesaikan sebagai tanggungjawab moral bersama,” ujarnya. (yogi)