FAJARBANTEN.CO.ID – Ratusan anak yatim dan duafa yang berasal dari beberapa kampung yang ada di wilayah Kecamatan Labuan, Pandeglang Jumat 25 November 2022 kemarin, berkumpul di Perumahan Makui, yang berada di Desa Karanganyar, Kecamatan Labuan, guna mendapatkan bantuan dan santunan dari komunitas relawan Banten Peduli Kemanusiaan.
Inisiator Banten Peduli Kemanusiaan, Eko Supriatno atau yang akrab disapa Kang Eko, mengaku tidak ada maksud khusus dengan adanya pembagian santunan ini. Karena hal tersebut menurutnya, merupakan sebuah bentuk keperdulian semata, yang sudah menjadi giat rutin setiap Jumat sore, sebagai bentuk syukur.
“Gerakan yang dijalani selama ini, hanyalah bentuk syukur semata, dimana semua yang kita berikan pada yatim dan duafa tersebut, murni dari hasil patungan kita, tanpa ada bantuan atau menggunakan anggaran pemerintah. Dimana kegiatan ini sudah 4 Tahun kami lakukan,” ungkap Eko.
Dikatakannya juga, dengan adanya pembagian santunan tersebut, semoga bisa memberi kebahagiaan bagi anak-anak yatim serta duafa, dan ke depannya diharapkan bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
“Saya juga berharap ke depan anak-anak yatim dan kaum duafa ini tidak lagi mendapatkan santunan, tetapi justru bisa memberikan santunan,” harapnya
Sementara itu, salah seorang relawan Banten Perduli Kemanusiaan, Deska Satria Bahari, mengatakan. Bahwa santunan yang dibagikannya tersebut, diharapkan bisa membantu kebutuhan para anak yatim dan duafa. Dimana bentuk bantuan yang diberikan merupakan kebutuhan penting bagi anak-anak, khususnya bantuan paket keperluan sekolah.
“Kita memberikan bantuan ini, berupa kebutuhan sekolah bagi yatim-piatu,” aku Deska Satria Bahari.
Deska pun menjelaskan, paket bantuan bagi anak yatim dan duafa itu, berupa Pakaian Sekolah, Lemari Bantal tidur, hingga peralatan makanan dan beberapa kebutuhan anak yatim dan piatu lainnya dalam menutut ilmu.
“Banyak yang diberikan, seperti pakaian sekolah, bantal, serta peralatan makanan. Ada juga uang saku bagi anak-anak. Mana tahu ada kebutuhan yang perlu dibeli,” pungkasnya. (Daday)