Pidato Presiden Prabowo Dalam Sidang Umum PBB ke-80 Tuai Pujian

oleh

Pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Umum PBB ke-80 menunjukkan kepiawaiannya dalam berdiplomasi. Hal tersebut terlihat dari banyaknya sambutan positif dari berbagai pemimpin negara termasuk Donald Trump.

Demikian dikatakan Pembina Prisai Prabowo Asep Achmad Hidayat dalam sebuah saresehan Prisai Prabowo Pusat, 26 September 2025 malam di SMSI Press Club Ibdonesia, Jl. Veteran II Gambir Jakarta Pusat.

Pernyataan Guru Besar Ahli Kawasan Islam ini diamini oleh Ahmad Subagya, Ketua Prisai Prabowo sekaligus Politisi Gerindra.

“Pak Prabowo itu kalau dikasih waktu lama, beliau mampu berpidato diatas podium selama 6-7 jam, fisiknya sangat kuat,” kata Ahmad Subagya.

Baca Juga  Airin Raih Suara Tertinggi Caleg DPR RI Partai Golkar

“Beliau juga banyak bacaannya, sehingga banyak ide-ide yang segar keluar darinya,” imbuh Ahmad Subagya.

Sementara itu, Asep Achmad Hidayat, menjelaskan bahwa pidato Presiden Prabowo di Forum PBB, memiliki arti penting bagi diplomasi Indonesia, terutama dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

“Tanda kepiawaian diplomasinya itu, Pak Presiden menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen mendukung solusi dua negara, Indonesia siap mengakui Israel jika Palestina Merdeka,” ucapnya.

“Kita harus memiliki Palestina yang merdeka, tetapi juga menjamin keselamatan dan keamanan Israel,” tambah Asep Achamd Hidayat mengutip pidato Presiden Prabowo.

Baca Juga  Program Sharp Class, Cara Sharp Membangun Masa Depan Siswa SMK Di Indonesia

Inti dari pernyataan ini, lanjut Asep, adalah dukungan sepenuhnya bagi kemerdekaan Palestina.

“Sekali lagi inilah menunjukkan kepiawaian beliau dalam berdiplomasi, menunjukkan jati dirinya sebagai bangsa yang bermartabat di tengah-tengah bangsa lain,” pungkas Guru Besar UIN SGD Bandung tersebut sambil tersenyum.

Lebih jauh Asep menjelaskan, poin penting dalam pidato Presiden Prabowo di PBB tersebut, selain tentang kemerdekaan Palestina, juga menyinggung kesiapan Indonesia untuk mengirim 20.000 pasukan perdamaian ke Gaza sebagai upaya menghadapi perubahan iklim, mendesak tata kelola global karena masih ada ketimpangan antara negara maju dan negara berkembang.

Baca Juga  Gaji Belum Dibayar Dua Bulan, Petugas Kebersihan Pandeglang Ancam Mogok Kerja

Selain itu, sambungnya, Presiden juga menyatakan kesiapan swasembada pangan Indonesia.

“Presiden menyampaikan dalam pidatonya itu bahwa Indonesia berhasil mencapai swasembada beras dan bahkan mulai mengekspor ke beberapa negara, termasuk mengirim bantuan ke Palestina,” katanya.

“Beras bukan sekedar komoditas, melainkan simbol kedaulatan dan keadilan sosial,” sambungnya.

“Poin penting lainnya dari pidato presiden tersebut adalah tentang komitmen Indonesia terhadap multilateralisme dan peran PBB sebagai garda terdepan dalam menciptakan perdamaian dunia,” timpal Ahmad Subagya.