Fajarbanten.co.id – Warga yang tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bangkonol, Kecamatan Koroncong, Kabupaten Pandeglang, mengaku hanya menerima kompensasi sebesar Rp25 ribu dari pengelola TPA. Uang itu diberikan sekali saja, tanpa kejelasan kelanjutan, di tengah dampak pencemaran yang dialami masyarakat setiap hari.
Kompensasi tersebut dinilai sangat tidak sebanding dengan kerugian yang harus ditanggung warga, mulai dari bau menyengat, keberadaan lalat hijau, hingga turunnya penghasilan pelaku usaha kecil di sekitar lokasi.
“Pernah dikasih Rp25 ribu, itu pun cuma sekali. Katanya tiap bulan mau dikasih Rp75 ribu, tapi saya tolak. Kami tidak butuh uang receh, kami butuh lingkungan yang sehat,” ungkap salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, Jumat 27 Juni 2025.
Ia mengungkapkan, rumah yang berjarak kurang lebih sekitar satu kilometer dari lokasi TPA. Namun setiap hari ia dan keluarganya harus hidup dengan aroma tak sedap dari tumpukan sampah serta lalu lalang truk pengangkut.
“Kesehatan kami terancam. Anak-anak juga terganggu. Tapi pemerintah seperti tidak peduli,” imbuhnya.
Ia mengatakan, Pelaku UMKM di sekitar TPA juga mengeluhkan penurunan omzet akibat kondisi lingkungan yang semakin buruk.
“ Saya sangat kecewa karena usaha terganggu dengan aroma bau sampah dan lalat, apalagi kan kita usaha makanan, yang jelas kita menolak kalau ijin pembuangan sampah di setujui,”katanya.
Warga lainnya pun mempertanyakan keseriusan Pemkab Pandeglang dalam mengelola dampak lingkungan dari TPA Bangkonol. Apalagi kata dia, saat ini muncul rencana kerja sama baru dengan Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) untuk menampung sampah dari luar daerah.
“Kalau yang sekarang saja tidak diurus, apalagi kalau sampah dari luar masuk. Kami hanya akan makin sengsara,” ujar Haris.
Ia mengaku siap melakukan aksi protes jika kerja sama tersebut tetap dilanjutkan. Warga mendesak Pemkab agar mengutamakan keselamatan dan kesehatan masyarakat daripada mengejar retribusi semata.
” Saya harap Pemkab Pandeglang tidak tutup mata, jangan hanya mengejar keuntungan sedang pencemaran lingkungan mengancam kesehatan warga,”tegasnya. (Asep)