Fajarbanten.co.id — Perkembangan lari trail di Indonesia semakin menggembirakan dan membutuhkan wadah lebih baik ke depannya. Untuk itu Asosiasi Lari Trail Indonesia (ALTI) yang merupakan badan perkumpulan pelari gunung yang berdiri sejak 19 Februari 2017 mengadakan Musyawarah Nasional ALTI 2021 yang berlangsung di Jakarta, pada Senin (27 Desember 2021). Walaupun pandemi masih belum reda, sejumlah event lari trail bisa terselenggara dengan hibrida (daring dan luring) dengan penerapan prosedur kesehatan yang ketat.
Munas ALTI diikuti para pengurus pusat dan provisi ALTI berlangsung secara daring (online) maupun offline (luring) seluruh Indonesia. Dalam Munas ALTI, hari Minggu itu juga diputuskan pemilihan Ketua Umum PP ALTI periode 2021-2025 untuk menggantikan Lexi Rohi ditunda hingga 27 Januari 2022. Sejumlah nama diusulkan oleh para peserta untuk menjadi Ketua Umum PP ALTI mendatang, namun penyelenggara munas masih membuka kesempatan untuk pencalonan sejumlah nama.
Dalam munas tersebut, para pengurus provisi ALTI melaporkan perkembangan lari maraton di masing-masing daerahnya. Agung Adidjana, dari ALTI Jabar mengatakan, pada tahun 2020-2021 sejumlah event lari trail terkena dampak pandemi yang menyebabkan event tertunda atau diselenggarakan secara hibrida. Sejumlah race trail yang terselenggara di kawasan Jawa Barat antara lain Tahura Trail Run, Javan Hawk Eagle Trail, Sentul Trail Midnight hingga Manglayang Trail Run. Event berlangsung secara virtual dan event offline yang melibatkan sejumlah pelari dengan jumlah terbatas. Pelaksanaan lari trail offline pun menerapkan dengan ketat prosedur kesehatan untuk mencegah penularan virus korona.
“Kami sangat mengapresasi penyelenggaraan event trail. Keterbatasan akibat pandemi tidak mengurangi semangat,” kata Agung.
Rustian dari Pengprov ALTI Yogyakarta juga mengatakan, pandemi menjadi kendala terutama menyangkut perizinan event trail yang diselenggarakan di daerahnya. Tahun lalu, sejumlah event trail seperti Coast to Coast, Sangiran hingag Sleman Temple Run terlaksana dengan baik. “Untuk lebih memasyarakatkan lari trail kami juga membuat event-event mini trail di sejumlah kabupatan,” katanya.
Hendrikus Mutter, penyelenggara sejumlah event race trail, termasuk terakhir Mandalika 100, menambahkan prosedur perizinan masih belum pasti terkait belum tuntasnya pandemi. “Bahkan Rinjani 100 sampai mundur tiga kali. Tahun depan Bromo Tengger Semeru (BTS) juga mungkin terkait dengan situasi meletusnya Gunung Semerau perizinan juga masih menjadi pertanyaan,” kata Hendrikus.
Penyelenggara lomba lari trail Nanang Handoko menambahkan, walaupun untuk event Sentul Ultra Trail pada tahun 2020 mendapatkan izin tetapi sejumlah mereka harus memenuhi sejumlah persyaratan. Persyaratan itu antara lain, panitia dan pelari dibatasai hanya untuk 150 orang peserta. Lintasan lari trail juga tidak boleh melewati komunitas seperti perkampungan atau desa. “Akhirnya kita mencari rute seperti itu, langsung masuk hutan,” kata Nanang.
Sementara Sianti dari The Running Club (TRC) mengatakan, tidak adanya race yang terselenggara selama pandemi menyebabkan, pihaknya membuat event untuk menjaga semangat berlari. Selama tahun 2021 TRC tiga event lari trail secara terbatas yakni, Ultra Trail Cisadon Loop, mengundang pelari trail Indonesia; Ultra Trail Everesting Paniisan, Ultra Trail Gunung Kencana. “Kami ingin ada standar lari trail di Indonesia, itu seperti apa” katanya. Pandemi banyak terbentuar karena perizinan, Tahun 2022 ada rencana event trail loop Cisadon, Ultra Trail Everesting Paniisisan serta
Ultra Trail Mount Kencana. “Peserta terbatas 50-an peserta saja. Event untuk memotivasi pelari trail serta mendapat pengalaman lari trail,” kata Sianti.
Potensi Wisata
Sebagai olahraga yang mengambil lintasan di alam bebas, olahraga trail bisa menjadi salah satu andalan wisata olahraga (sport tourism). “Kami ingin mengembangkan olahraga trail di daerah karena potensialnya sangat tinggi untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata olahraga,” kata Ahmad I, Ketua Pengprov ALTI Sumatera Barat. Sejumlah kawasan di Sumatera Barat seperti kawasan Gunung Kerinci dan sebagainya diharapkan akan menjadi salah satu kawasan lari trail yang sangat menarik. “Ke depannya, dengan dukungan ALTI kami berharap event-event lari trail di daerah kami lebih maju lagi,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Sekjen ALTI Sulteng Arjuna Wiwo yang mengharapkan, ALTI segera dapat Menyusun panduan kompetisi lari trail Indonesia. “Saat ini kami seperti kebingungan,” katanta. Menurut Arjuna, Pengprov Sulteng memiliki sejumlah event ultra trail yang diharapkan akan diselenggaran tahun depan.
Sementara Akbar Rafsanjani dari Javan Hawk Eagle Trail (JET), komunitas pelari trail yang concern konservasi dan penyelamatan elang jawa di Bandung dan Bogor. 2020 dibuat simulasi race trail Covid, prokes percontohan lari trail; hari cinta satwa dan puspa, dg peserta 50. “Kami tidak melulu lari, tetapi juga peduli terhadap kelestarian elang jawa,” kata Akbar.
Juston Pangaribuan dari Manglayang Trail Running mengharapkan, dengan adanya ALTI diharapkan agenda lari trail akan lebih terencana. “Tidak ada masalah jika beberapa race trail terselenggara di sebuah daerah. Akan tetapi tentu bisa dibedakan dengan kreativitas masing-masing,” kata Juston.
Rencana Kerja
Dalam Munas ALTI juga dibahas untuk ke depannya, ALTI akan Menyusun standar sarana dan prasarana trail secara internasional, nasional, provinsi dan kabupaten. Penyusunan standar juga akan diterapkan terhadap berbagai kejuaraan trail run yang berlangsung di Indonesia, baik kejuaraan internasional, nasional, provinsi dan kabupaten.
Untuk pembinaan atlet-atlet pelari trail run Indonesia, pengembangan dan pencarian bakat akan menjadi perhatian ALTI. Demikian juga dengan penyusunan standar kompetisi pelatih lari trail. ALTI juga akan mendata dan mengumpulkan jalur-lajur omba trail run serta jalur-jalur lomba lari trail yang berlangsung di Indonesia. (*/red)