Kopi Leuit Baduy Mulai Dilirik Konsumen, Cita Rasa Khas Diminati Pasar Lokal

oleh
Proses pengepakan Kopi Leuit Baduy di tempat produksi.
Proses pengepakan Kopi Leuit Baduy di tempat produksi.

FAJARBANTEN.CO.ID – Produk kopi lokal asal Kabupaten Lebak, Kopi Leuit Baduy, kini mulai mencuri perhatian para pecinta kopi. Dikenal memiliki cita rasa khas, kopi produksi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) ini mulai banyak diminati konsumen di wilayah Provinsi Banten, bahkan disebut-sebut tidak kalah saing dengan merek-merek kopi nasional.

Aris Riswanto, pemilik Kopi Leuit Baduy, mengatakan bahwa usaha yang dirintisnya sejak 2017 itu kini mampu memproduksi sekitar 50 kilogram per hari. Konsistensinya dalam menjaga kualitas rasa dan memilih bahan baku terbaik menjadi kunci keberhasilan produknya dalam meraih pasar.

“Rasa Kopi Leuit Baduy sangat nikmat dan punya karakter yang khas. Kami merintis usaha ini sejak 2017 dan alhamdulillah hingga saat ini masih eksis dan terus berkembang,” ujar Aris kepada wartawan, Rabu (6/8/2025).

Baca Juga  Dapur Sehat Rutan Cipinang Jadi Lokasi Studi Tiru Lapas Cikarang

Menurut Aris, bahan baku Kopi Leuit Baduy berasal dari biji kopi pilihan hasil panen petani lokal di Banten, seperti dari wilayah Lebak, Pandeglang, dan Cinangka, Serang. Selain mendongkrak kualitas rasa, hal ini sekaligus turut membantu meningkatkan perekonomian para petani kopi di daerah tersebut.

“Dengan menggunakan kopi lokal, secara tidak langsung kami ikut mendorong peningkatan kesejahteraan petani di Banten,” tambahnya.

Kopi Leuit Baduy dijual dengan harga terjangkau, yakni sekitar Rp18.000 per kemasan. Varian produk yang ditawarkan antara lain sachet ukuran 6 gram dan tanding fouch 200 gram. Kombinasi antara harga kompetitif dan rasa yang berkualitas menjadikan kopi ini cepat diterima di pasaran.

Baca Juga  3.000 Vial Vaksin Covid-19 Didistribusikan Se Kota Tangerang

Aris mengungkapkan bahwa ide awal pembuatan Kopi Leuit Baduy dilatarbelakangi kecintaannya terhadap kopi dan sejarah Kabupaten Lebak sebagai salah satu daerah penghasil kopi ternama di masa kolonial. Dari situ, ia terinspirasi untuk mengembangkan usaha kopi lokal dengan identitas budaya yang kuat.

“Nama Leuit Baduy diambil dari istilah lumbung padi milik masyarakat Baduy, sebagai simbol ketahanan pangan dan adat. Saya ingin mengangkat budaya lokal melalui produk ini,” jelas Aris.

Saat ini, seluruh proses produksi dijalankan oleh empat orang karyawan lokal. Aris memastikan dirinya akan tetap konsisten mengembangkan usaha ini serta terus memperkenalkan Kopi Leuit Baduy ke masyarakat luas.

Baca Juga  Eks Ketua Dulur Dimyati Siap All Out Dukung Adde Rosi Pada Pilkada Pandeglang dan Airin Rachmi Diany Untuk Maju Gubernur Banten

Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Lebak turut memberikan dukungan terhadap pengembangan UMKM lokal, termasuk Kopi Leuit Baduy. Plt Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Imam Suangsa, menyatakan bahwa pemerintah menyediakan berbagai fasilitas promosi, salah satunya melalui Plaza Lebak.

“Kami mendukung penuh UMKM lokal dan telah menyiapkan ruang promosi untuk mereka, termasuk untuk Kopi Leuit Baduy,” ungkap Imam.

Dengan kombinasi cita rasa yang khas, nilai budaya lokal, dan dukungan pemerintah, Kopi Leuit Baduy diharapkan terus berkembang sebagai produk kebanggaan Kabupaten Lebak. (Ajat)