Ketua DPRD Kota Bekasi: Berkurban Meningkatkan Rasa Saling Berbagi

oleh

FAJARBANTEN – Mommen hari raya Idul Adha pada bulan lalu tentu memiliki makna yang besar untuk menumbuhkan rasa rela berkurban. Suatu keikhlasan dan ketaatan yang dilakukan secara terus menerus atas seluruh ketentuan Allah.

Berkurban bisa menjadikan sebagai suatu pembelajaran untuk meningkatkan rasa saling berbagi kepada sesama seluruh umat manusia yang membutuhkan, tanpa memandang aqidah maupun sukunya. Demikian dikatakan oleh Ketua DPRD Kota Bekasi Saifuddaulah, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, Idul Adha bermakna sebagai napak tilas perjuangan miniatur keluarga, yang dijadikan Allah sebagai teladan bagi seluruh umat manusia.

Baca Juga  189 Saksi Dapat 'Bekal' Menangkan Demokrat di Dapil 1 Kota Cilegon

“Bagaimana seorang bapak, ibu dan anak, dengan tugas dan kewajiban masing-masing untuk menjadikan generasi penerusnya sebagai generasi yang taat dan patuh pada Allah SWT. Bagaimana perpaduan ibu dan anak bisa menjadi contoh bagi anak untuk hidup bermasyarakat, ketaatan, ketakwaan dan kepasrahan hanya pada Allah SWT,” tegasnya.

Ia mengungkapkan bagaimana Nabi Ibrahim mampu melakukan tugas dari Allah, walaupun dengan berat hati meninggalkan istri dan anaknya dalam kondisi yang tidak memungkinkan secara keadaan normal.

Baca Juga  PT Sinar Malingping Resmikan SPBU di Gunung Kencana

“Tapi sebagai bentuk kepasrahan ia meninggalkan istri dan anaknya yang baru dilahirkan. Ia yakin betul Allah pasti akan memberikan jalan keluar dan perlindungannya. Karenanya, saat Nabi Ibrahim meninggalkan istri dan anaknya sebagai bentuk kepatuhan, Allah tak meninggalkan Siti Hajar dan Ismail, yang secara naluri dan akal tidak akan bisa,” tuturnya.

Mulai kurma yang dijatuhkan dari pohonnya, sehingga memberikan energi bagi Siti Hajar untuk melakukan kegiatannya. Hingga lari-lari kecil antara Safa dan Marwah, yang menghasilkan air zam-zam dalam jumlah besar, sebagai karunia saat Siti Hajar membutuhkan.

Baca Juga  BKPSDM Pandeglang Sedang Siapkan 523 SK P3K

“Kepatuhan selanjutnya adalah saat Ismail yang sedang lucu-lucunya, harus dikurbankan. Nabi Ibrahim yang menyampaikan perintah Allah SWT dengan sangat tegas, dijawab oleh Ismail tak kalah tegasnya. Komunikasi ini seperti menjadi suatu sinergi ketaatan dan kesabaran yang berujung pada hasil yang sangat indah,” tuturnya lagi. (ADV/SETWAN)