FAJARBANTEN.CO.ID – Buras atau Bubur Heuras, makanan khas Sunda yang mirip lontong dengan isian oncom, menjadi salah satu takjil favorit masyarakat Kabupaten Lebak selama bulan Ramadhan. Kuliner ini banyak dijual di berbagai lapak takjil, terutama di Kota Rangkasbitung, sehingga mudah ditemukan oleh pembeli.
Ita (35) salah satu pedagang kuliner di kawasan Jalan Multatuli, mengatakan, bahwa buras banyak dicari oleh pembeli karena sering dijadikan pengganti nasi saat berbuka puasa.
“Dalam sehari, saya bisa menjual hingga 50 buah buras. Bukan saya yang membuat, saya hanya menjual titipan, tapi memang cukup laris,” ujar Ita, Kamis (20/03/2025).
Buras biasanya dikonsumsi dengan sambal kacang tanah dan kerupuk mie, menambah cita rasa gurih yang disukai masyarakat. Meski bukan makanan asli dari Banten, buras kini mudah ditemui di berbagai lapak pedagang makanan dan kue basah di wilayah tersebut.
Kuliner ini dijual dengan harga yang cukup terjangkau, berkisar antara Rp2 ribu hingga Rp4 ribu per bungkus, tergantung isiannya. Selain oncom pedas, buras juga kerap diisi dengan kentang atau daging ayam.
Dikdik, warga Rangkasbitung, mengaku sangat menyukai buras karena membuatnya cepat kenyang.
“Saya suka buras karena terbuat dari beras, jadi mengenyangkan, dan harganya juga terjangkau,” ujar Dikdik
Selain buras, gorengan juga menjadi primadona kuliner takjil di Lebak. Rata-rata masyarakat di daerah ini lebih menyukai makanan dengan cita rasa gurih dibandingkan manis untuk berbuka puasa. Hal ini membuat buras dan gorengan selalu laris manis di pasaran selama Ramadhan. (Ajat)