FAJARBANTEN.CO.ID – Pengalaman maupun keuletan dalam berusaha, pasti akan berbuah manis dan tidak akan berbohong terhadap hasil. Seperti halnya dialami oleh bapak satu anak ini, yang telah jatuh bangun dalam merintis usahanya, di bidang makanan berbahan baku Kacang Kedelai.
Bapak satu anak kelahiran Pandeglang 1990 ini, sekarang telah menjadi pemilik pabrik pengolah kacang kedelai, menjadi makanan yang akrab di lidah kebanyakan orang. Padahal sebelumnya, rintisan yang dibangunnya, beliau mulai dari pekerja, penjajak (penjual), sampai memproduksi sendiri di rumahnya.
Adalah Deo Prabowo, pria asal Kampung Cigintung, Desa Sukamanah, Kecamatan Kaduhejo, Kabupaten Pandeglang, sang pemilik Pabrik Tahu dengan nama prodak “Hiyang Tahu Kahuripan” yang ada di Kampung Kadu Tunggul (Ciguludug), Kelurahan Cigadung, Kecamatan Karangtanjung, Pandeglang.
“Pertama saya merintis usaha ini, saya bekerja dulu di Pabrik Tahu yang ada di Kampung Tenjolaya, Kabayan. Saat itu, sambil bekerja sebagai karyawan pabrik tahu itu, saya juga ikut menjual keliling, dari kampung ke kampung menggunakan motor,” jelas Deo Prabowo, Kamis 13 Juni 2024.
Suami dari Firda Nisrina ini pun, mengaku tidak lama bekerja sebagai karyawan di Pabrik Tahu tersebut, hanya satu bulan di mencari pengalaman, sambil belajar cara membuat tahu itu, hingga akhirnya dia memberanikan diri, dengan membuat makanan kas orang sunda itu, di rumah kontrakannya sendiri.
“Tidak lama saya bekerja di Pabrik Tahu di Tenjolaya itu, kurang lebih 1 bulan. Dari situ saya mencoba membuat sendiri dengan peralatan seadanya, dari bekal pengalaman saya bekerja. Dan Alhamdulillah, saya bisa hingga bisa juga menjual sendiri, hingga punya beberapa anak penjual juga, yang menjajakan Tahu buatan saya itu,’ tambahnya.
Masih menurut Deo, bahwa prospek bisnis Tahu itu, tergolong cukup menjanjikan, meskipun banyak juga persaingannya, baik dari lokal Pandeglang, maupun produk-produk Tahu dari luar Pandeglang. Namun dirinya sangat optimis, kalau permintaan makanan berbahan dasar dari kedelai tersebut, terbilang masih tinggi.
“Banyak prodak Tahu yang ada di pasaran, baik dari produsen yang ada di Pandeglang ini, maupun dari luar Pandeglang. Namun dengan mempertahankan kualitas, terlebih tanpa adanya bahan tambahan pengawet pada Tahu yang saya buat, saya yakin Tahu saya masih cukup banyak peminatnya,” akunya.
Berbekal pengalaman yang didapatnya selama menjadi karyawan pabrik Tahu, berjualan keliling kampung, membuat sendiri, membuka pabrik Tahu dengan mengontrak lahan, hingga saat ini memiliki lahan maupun bangunan pabrik Tahu sendiri. Ayah satu anak ini mengaku, bahwa pengalaman hidup itulah yang telah menempanya hingga dia betada di posisinya saat ini.
“Tidak ada yang instan memang dalam perjuangan saya ini, dari menjadi karyawan, berjualan, produksi di rumah, kemudian produksi dengan mengontak lahan, hingga saat ini saya punya pabrik sendiri. Itu semua saya lalui jatuh bangun,” ungkap Deo.
“Dan Alhamdulillah, saat ini saya sudah punya 12 orang anak pedagang, dengan 4 orang karyawan, yang bangun dengan sistem kekeluargaan. Dimana tugas saya, selain memenej, hanya mencari bahan baku Kacang Kedelai, sama kayu bakar saja, agar pabrik Tahu saya bisa tetap produksi,” tutupnya. (Daday)