Jokowi Effect Elektabilitas Prabowo Gibran Melambung Tinggi

oleh

FAJARBANTEN.CO.ID – Jelang debat capres-cawapres perdana yang digelar hari ini, Selasa, 12 Desember 2023, pergeseran pemilih di antara tiga kandidat pilpres kian dinamis.

Khusus untuk basis pemilih Jokowi – Ma’ruf Amin di Pilpres 2019, justru banyak beralih ke pasangan Prabowo – Gibran, sementara pasangan Ganjar – Mahfud MD kian tergerus. Melihat hal ini, pasangan Prabowo-Gibran mendapat keuntungan ‘Jokowi Effect’ dalam perolehan elektabilitas.

Direktur Executive Partner Politik Indonesia AB Solissa mengatakan, mencermati sejumlah hasil rilis dari berbagai lembaga survei menunjukkan pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka mengalami tren kenaikan yang cukup signifikan.

Menurut Solissa jika tren kenaikan elektabilitas itu stabil hingga hari pencoblosan di 14 Februari 2024 mendatang, Prabowo – Gibran dapat memenangkan Pilpres dalam satu putaran.

“Kalau melihat tren dari rilis survei dari berbagai lembaga survei yang baru-baru ini, apabila terus stabil elektabilitas Prabowo – Gibran ini mengalami kenaikan sedangkan lawannya seperti Ganjar dan Anies yang cukup jauh tertinggal, potensi menang satu putaran bagi Prabowo – Gibran bisa saja terjadi,” ujar Solissa, Selasa (12/12/2023).

Baca Juga  Milenial dan Keamanan Siber: Upaya Perisai Prabowo Menjaga Demokrasi

Solissa mencontohkan perbandingan survei dari Indikator Politik Indonesia pada akhir bulan Oktober hingga awal Desember 2023, elektabilitas Prabowo – Gibran terus mengalami kenaikan dari 39,7 persen menjadi 45,8 persen.

“Jka tidak ada gejala politik yang luar biasa dan tren peningkatan suara Prabowo-Gibran tetap sama atau linear dari bulan sebelumnya, pada Februari 2024 bisa berpotensi elektabilitas di angka 55 persen, yang artinya satu putaran,” ucapnya

“Sebab, hanya Prabowo – Gibran yang konsisten mengalami kenaikan, lainnya malah turun,” tambahnya.

Solissa melihat tren kenaikan elektabilitas Prabowo-Gibran paling tidak ada dua hal yang ikut berkonstribusi terhadap kenaikan dari pasangan Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu.

Pertama, dia menyebut faktor Jokowi Effect yang berdampak pada migrasi besar-besaran kepada Prabowo-Gibran, terutama dari basis pendukung Jokowi non-PDIP.

Baca Juga  Gagal Rumuskan Revisi UU Sisdiknas, Ketum PB PII tantang Presiden Copot Nadiem Makarim

“Ada lonjakan dukungan di Pulau Jawa, termasuk migrasi dukungan yang cukup signifikan dari pemilih Ganjar dan Anies ke pasangan nomor urut 2,” ungkap Sollisa

“Migrasi dukungan ini disebabkan karena loyalis Jokowi di dua kali pilpres yang awalnya mendukung Ganjar tiba-tiba beralih dukungan ke Prabowo-Gibran. Hal ini disebabkan karena putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka didapuk sebagai cawapresnya Prabowo Subianto,” imbuhnya.

Kedua, lanjut Solissa, para pendukung Jokowi merasa kecewa dengan ulah para elit PDI Perjuangan termasuk Ganjar Pranowo dan para pendukungnya yang secara masif melancarkan serangan terhadap Jokowi dan keluarga, sehingga masyarakat merasa lebih bersimpati kepada Gibran.

“Selain itu, sikap kritis elit PDIP dan Ganjar secara personal kepada Jokowi membuat loyalis Jokowi ini merasa tak nyaman dan kemudian memutuskan beralih dukungan ke Prabowo-Gibran,” ungkapnya.

Dikatakan Sollisa, tren kenaikan elektabilitas Prabowo – Gibran naik menurut Solissa karena publik sudah menerima kehadiran Gibran sebagai representasi generasi muda.

Baca Juga  Aktivis Sosial Masyarakat Ini Menyamakan Gaya Kepemimpinan Jenderal Dudung dengan Sosok Maha Patih Gajah Mada dan Panglima Besar Soedirman

“Selain sebagai putra Jokowi, Gibran juga berhasil mengkonsolidasikan pemilih muda yang pada Pilpres 2024 jumlahnya cukup signifikan, yakni sebesar 54,6 persen merupakan anak muda,” jelasnya

Lebih jauh Solissa mengungkapkan, temuan survei Litbang Kompas pada survei Desember 2023 menunjukkan Gibran lebih unggul dibandingkan dengan cawapres lain.

Diketahui elektabilitas cawapres Gibran Rakabuming Raka 37,3 persen, Mahfud MD 21,6 persen dan Muhaimin Iskandar 12,7 persen.

“Positioning Gibran sebagai representasi anak muda di pilpres mendatang ternyata memberikan efek elektoral yang besar. Kalau kita lihat temuan survei, elektabilitas Gibran secara personal sebagai cawapres diangka 37,3 persen lebih tinggi dari dua cawapres lainnya. Itu membuktikan bahwa asosiasi pemimpin muda itu lebih kuat ke Gibran ketimbang Cak Imin atau Mahfud MD,” paparnya.

“Bila melihat dinamika politik yang berkembang, dan tren data survei yang terus naik, kemungkinan Prabowo-Gibran memenangkan pilpres sekali putaran sangat besar,” tukas Solissa.