Fajarbanten.co.id – Sebanyak 50 operator/ pekerja cargo Bandara Internasional Soekarno Hatta mengikuti Diklat Basic Cargo & Dangerous Goods yang diadakan oleh Politeknik Penerbangan Indonesia (PPI) Curug Tangerang dengan menggandeng Federasi Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (FSPTI dan PT. Zikra Insan Buana, di Tangerang, Senin (9/12/2024).
Para pekerja cargo di lingkungan bandara selama 1 pekan penuh atau sekitar 40 jam mendapatkan berbagai materi soal bagaimana prosedur penanganan dan pengamanan barang-barang (cargo) baik dari berbagai ukuran maupun jenisnya.
Dikatakan Direktur Utama Pt. Zikra Insan Buana Vito Malano Wanda, pihaknya bersama FSPTI berinisiatif menggelar diklat ini untuk pekerja cargo (operator) di lingkungan perusahaannya agar memiliki kehandalan yang bukan hanya sekedar angkut tapi juga memiliki pengetahuan dan skill yang nantinya akan berguna bagi kehidupannya kelak.
“Banyak orang mengganggap kegiatan kami hanya porter servis, itu salah karena kami merupakan operator bongkar muat, karena operator dibekali dengan edukasi dalam hal menangani barang regular, general hingga Dangerous Goods atau barang berbahaya,” ujar Vito kepada wartawan usai penyerahan sertifikat diklat.
Dikatakannya, sebagai operator, pihaknya berkewajiban memiliki pekerja yang qualified dan bersertifikasi di bidangnya yaitu cargo. Oleh karena itu pihaknya menggandeng FSPTI dan PPI untuk Diklat ini.
“Diharapkan kami (PT.Zikra-red) bisa menjadi pilot project kegiatan serupa di Indonesia,” pungkasnya.
Vito mengatakan, kegiatan bongkar muat akan selalu melekat dalam kegiatan logistik. “Dan selama belum ada teknologi yang mengatur, selama itu pula tenaga manusia akan terus diperlukan,” tegasnya.
Ketua Umum FSPTI Surya Bakri Batubara menambahkan pihaknya sebagai federasi yang membawahi seluruh pekerja di bidang transportasi sangat menyambut baik dan mendukung penuh diklat yang diadakan PPI ini.
“Para pekerja PT. Zikra juga merupakan bagian dari FSPTI yang berkewajiban memiliki skil mumpuni di bidang penanganan cargo bandara. Karena mengirim barang juga ada aturannya, tidak boleh sembarangan packing dan angkut. Peserta harus memahami bagaimana menangani barang yang biasa dan barang berbahaya seperti baterai ataupun bahan kimia,” imbuh Surya.
Ke depannya, lanjut Surya, pihaknya akan menerapkan hal yang sama di angkutan darat dan laut agar para pekerja yang berkecimpung di bidang angkutan/transportasi memiliki pemahaman Basic Cargo & Dangerous Goods ini.
“Ke depan diharapkan bisa bekerja sama yang lebih, sehingga pekerja benar-benar punya standar sertifikasi dan mendukung program pemerintah. Kami juga akan mendorong pemerintah agar seluruh bandara, pelabuhan laut untuk dibuat diklat seperti ini,” pintanya.
Sementara itu PPI sebagai kepanjangan tangan pemerintah tepatnya Kementrian Perhubungan yang bertugas penyelenggara diklat memiliki kewajiban memberikan edukasi kepada semua pihak, termasuk perusahaan cargo dan para pekerjanya soal keselamatan penerbangan.
Ahmad Kosasih selaku Wadir II Politeknik Penerbangan Indonesia (PPI) Curug Tangerang mengungkapkan diklat ini memberi pengetahuan kepada orang yang berinteraksi di dunia cargo agar paham akan seluruh aturan bidang cargo, khususnya cargo udara.
“Penanganan cargo udara itu berbeda dengan di darat dan laut Di udara banyak aturan soal pengangkutan, termasuk ada barang Dangerous Good ada barang yang harus dipackaging khusus / diperlakukan secara khusus. Sedikit kesalahan di atas, bisa fatal, jika seorang operator tidak paham bisa mengganggu keselamatan penerbangan di Indonesia,” tegas Ahmad.
Di bidang keselamatan penerbangan juga ada audit yang berkaitan dengan Cargo, baik dari nasional maupun internasional. Oleh karena itu pihaknya sebisa mungkin mencegah sebelum ada temuan di bidang cargo dan lainnya.
“Dengan adanya Diklat ini, diharapkan jangan sampai hal kecil bisa jadi temuan, termasuk dari cargo/SDM-nya yang bisa mencoreng nama penerbangan Indonesia. Oleh karena itu SDM-nya harus sudah qualified dan bersertifikasi sehingga semua pihak bisa merasakan manfaatnya masing-masing,” jelas Kosasih.
Bayu Sanujaya salah satu operator cargo yang juga merupakan seorang leader mengatakan Diklat ini sangat bermanfaat baginya dan teman-teman seprofesinya.
Bagi pria yang sudah bekerja selama 14 tahun di bidang cargo bandara ini, banyak ilmu dan pengetahuan baru yang dia dapatkan dibandingkan dengan saat sebelum mengikuti diklat.
“Sebelumnya mungkin sedikit pengetahuan dan cara menangani cargo, tapi setelah ikut Diklat ini, saya lebih paham detailnya dari yang terkecil hingga menangani cargo berbahaya, misalnya mengirim baterai ponsel, bagaimana mengatur jarak saat menangani cargo bahan kimia hingga mempacking barang-barang besar,” ujarnya.
Dirinya pun berharap apa yang didapat dari diklat ini bisa bermanfaat, apalagi sertifikat ini juga bisa digunakan di seluruh bandara Indonesia dan internasional jika kelak berpindah kerja. (yogi)