Penetrasi Internet di Banten Lemah, APJII: Banten Masih Banyak Blankspot Internet

oleh
PLT Ketua APJII Banten Saripudin memberikan santunan anak yatim di acara Buka Bersama APJII Banten, Kamis (21/3/2024).

FAJARBANTEN.CO.ID – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengumumkan jumlah pengguna internet Indonesia tahun 2024 mencapai 221.563.479 jiwa dari total populasi 278.696.200 jiwa penduduk Indonesia di tahun 2023.

Dari hasil survei penetrasi internet Indonesia 2024 yang dirilis APJII, maka tingkat penetrasi internet Indonesia menyentuh angka 79,5%. Dibandingkan dengan periode sebelumnya, maka ada peningkatan 1,4%.

Di Banten sendiri penetrasi internet mengalami peningkatan yang sangat signifikan, hal ini diungkapkan Sekretaris APJJI Pusat Zulfadly Syam saat menghadiri Buka Bersama APJII Provinsi Banten & Mitra di Serang, Kamis (21/3/2024).

Dikatakannya, penetrasi internet di Banten sudah mencapai 84,55 penetrasi dan memberi kontribusi sebesar 4,68 persen terhadap nasional.

“Begitu juga berbagai permasalahan internet di Banten seperti koneksi yang masih jelek, infrastruktur hingga tingkat keamanan data yang harus dibenahi,” jelasnya.

Pengurus APJII Banten berfoto bersama anak yatim seusai acara.

Sementara itu, plt ketua APJII Banten Saripudin mengatakan masalah di Banten sendiri masih banyak di daerah plural seperti Lebak dan Pandeglang yang masih banyak titik balnkspot.

“Kita punya 63 anggota lokal, diharapkan dari para anggota ini bisa saling berkolaborasi untuk meratakan internet di Banten, khususnya di daerah blankspot,” jelasnya.

Banten, lanjutnya, padahal tidak jauh dari ibukota, tapi masih ada blankapot. Diharapkan pemerintah daerah dan pusat ikut serta kolaborasi untuk mengatasi masalah ini.

“Agar masyarakat Banten bisa merasakan dan menikmati internet seperti daerah lainnya seperti Serang, Tangerang dan Cilegon,” imbuhnya.

Ketua Umum APJII, Muhammad Arif, mengatakan bila dibandingkan dengan survei periode sebelumnya, tingkat penetrasi internet Indonesia pada tahun ini mengalami peningkatan.

Terhitung sejak 2018, penetrasi internet Indonesia mencapai 64,8%. Kemudian secara berurutan, 73,7% di 2020, 77,01% di 2022, dan 78,19% di 2023.

Berdasarkan gender, kontribusi penetrasi internet Indonesia banyak bersumber dari laki-laki 50,7% dan perempuan 49,1%.

Sementara dari segi umur, orang yang berselancar di dunia maya ini mayoritas adalah Gen Z (kelahiran 1997-2012) sebanyak 34,40%. Lalu, berusia generasi milenial (kelahiran 1981-1996) sebanyak 30,62%.

Kemudian berikutnya, Gen X (kelahiran 1965-1980) sebanyak 18,98%, Post Gen Z (kelahiran kurang dari 2023) sebanyak 9,17%, baby boomers (kelahiran 1946-1964) sebanyak 6,58% dan pre boomer (kelahiran 1945 sebanyak 0,24%.

Sedangkan tingkat penetrasi pengguna internet berdasarkan wilayahnya, APJII menemukan daerah urban masih paling besar dengan kontribusi 69,5% dan daerah rural kontribusi 30,5%.

Dalam melakukan survei pengguna internet Indonesia ini, APJII menggaet konsultan Indektat dengan metode survei wawancara tatap muka yang melibatkan 8.720 responden 38 provinsi Indonesia. Adapun, survei ini dilakukan sejak 18 Desember 2023 sampai 19 Januari 2024.

“Untuk Banten sendiri kami harapkan di tahun ini, internet bisa meluas penggunaannya hingga ke pelosok agar adanya pemerataan. Banten juga butuh literasi keamanan digital. Masalah utamanya bukan melek, tapi literasi digitalnya. Kalau melek mah udah dari lama, cuma edukasinya aja yg kurang,” pungkas Arif. (yogi)