Konser Dendang Enam Dawai Jubing Kristianto Menggugah Jiwa

oleh

Konser Dendang Enam Dawai yang menampilkan maestro gitaris Jubing Kristianto berlangsung dengan sukses di Auditorium Ki Nartosabdo, Jaya Suprana Institute, Jakarta, pada Sabtu (29/6). Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk mantan Panglima TNI Laksamana TNI (Purn) Yudo Margono beserta istri Vero Margono, mantan Kasau Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim, mantan Kasum TNI Letjen TNI (Purn) Suryo Prabowo, Letjen TNI (Purn) Dodik Wijanarko, Mayjen TNI (Purn) Wiyarto, Brigjen TNI (Purn) Hasto Suwastono, anggota DPR RI Tuti Nusandri Roosdiono, putri proklamator kemerdekaan RI Halida Hatta, mantan Dubes RI di Iran Dian Wirengjuri, dan Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Utara Abdul Khalit, Sekretaris Dewan Penasehat PWI Pusat Wina Armada Sukardi, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan SMSI Pusat Dar Edi Yoga. Kehadiran para tamu undangan ini menunjukkan betapa pentingnya acara tersebut.

Pendiri Jaya Suprana Institute dan Museum Rekor Indonesia (MURI), Jaya Suprana, dalam sambutannya memberikan penghargaan dan apresiasi tinggi kepada Jubing Kristianto. “Kendati bukan pemain gitar, saya sangat mengagumi para pemain gitar karena gitar adalah alat musik yang sangat menarik. Bagaimana gitar bukan hanya enam dawai, tapi kita dapat saksikan tubuh gitar dapat dimainkan termasuk lehernya. Menurut saya, Jubing Kristianto adalah gitaris terbaik di planet dunia,” ujar Jaya Suprana.

 

Jaya Suprana juga mengungkapkan kekagumannya terhadap kemampuan Jubing dalam membawakan lagu “Mission Impossible” yang sebenarnya ditujukan untuk orkestra lengkap. Sore itu, Jubing membuka konsernya dengan membawakan “Mission Impossible” diikuti dengan dua karyanya sendiri yaitu “Daun Gugur” dan “Kaki Langit”.

 

Penonton sangat terkesan dengan penampilan Jubing yang membawakan berbagai lagu, termasuk lagu “Amelia” yang menyentuh, sebuah lagu yang sering dibawakan oleh gitaris di berbagai wilayah dunia. Penonton juga disuguhkan dengan penampilan lagu “Ayam Den Lapeh” serta lagu penutup “Bunga Jeumpa”. Total, dalam konser tunggalnya, Jubing membawakan 12 lagu yang memukau para penonton.

 

Setelah membawakan 12 lagu, Jaya Suprana mendaulat pianis muda tunanetra dunia, Michael Anthony, untuk memainkan sebuah musik dan meminta agar Jubing mengiringinya tanpa mengetahui terlebih dahulu karya musik yang dibawakan Michael. Dengan keahliannya, Jubing mampu mengimbangi permainan Michael, sehingga membuat Jaya Suprana terharu.

 

Momen mengharukan lainnya terjadi saat Jubing bersama pianis tunanetra dunia lainnya, Ade Irawan mengalunkan lagu “Burung Kakak Tua” dengan irama jazz dari piano dan petikan gitar. Penampilan ini membuat Jaya Suprana kembali menitikkan air mata. Keterampilan dan kepekaan musikal Jubing dalam berkolaborasi dengan musisi lain menunjukkan kelasnya sebagai seorang gitaris fingerstyle Indonesia yang ternama.

 

Pada kesempatan tersebut, Direktur MURI Aylawati Sarwono juga memberikan buku karyanya yang berjudul “Menjelajah Keindahan Indonesia Melalui Semangat Kebangsaan Nasional” kepada sejumlah undangan yang hadir. Buku ini berisi tentang rekor MURI yang merupakan hasil karya anak bangsa, termasuk rekor yang disandang para mantan presiden Indonesia hingga warga negara biasa.

 

Jubing Kristianto, yang dikenal sebagai gitaris fingerstyle Indonesia, menuturkan, konser ini merupakan bentuk apresiasi dan kecintaannya terhadap musik dan budaya Indonesia. “Melalui petikan gitar, saya ingin menyampaikan pesan-pesan kebangsaan dan keindahan budaya kita. Musik adalah bahasa universal yang bisa menyatukan kita semua,” ujar Jubing.

 

Keberadaan buku ini menambah kesan mendalam pada konser yang sarat dengan nilai-nilai kebangsaan dan kebanggaan nasional. Kehadiran para tokoh penting dan apresiasi yang diberikan menunjukkan bahwa Jubing Kristianto tidak hanya menginspirasi melalui musiknya tetapi juga menyatukan berbagai elemen masyarakat dalam semangat kebangsaan.