Dua Jawara Banten Bertemu di Padepokan Pencak Silat Aji Giri Babadan Terumbu Banten

oleh

Pertemuan Firdaus Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Pusat dan Ki Said salah seorang pendiri Pendekar Banten sore Minggu di Rau Serang, tepatnya di Padepokan Pencak Silat Aji Giri Babadan Terumbu Banten (13/8) diwarnai suasana kekeluargaan dan kehangatan.

Dua tokoh Banten ini bercengkrama akrab di Padepokan Ki Said Rau Serang.

Pada kesempatan itu, dua orang yang mumpuni di bidangnya masing-masing tersebut layaknya pertemuan dua jawara Banten. Ki Said jawara Pencak Silat dan pendekar sedangkan Jawara Pena julukan untuk Firdaus semasa menjabat Ketua PWI Provinsi Banten.

Dalam perbincangan Ki. Said menjelaskan bahwa, Persatuan Pendekar Persilatan Seni Budaya Banten Indonesia (PPPSBBI) didirikan oleh sebelas (11) Perguruan pencak Silat.

Sebelas pencak Silat itu terdiri dari terumbu, bandrong, suci hati, setia hati, petintung, jalak rawi, TTKDH, pecut, belut putih, lutung kasarung, dan gagak lumayung.

Masih menurut Ki. Said, Pada tahun 1975 ada Pekan Olah Raga Daerah (Porda) di Jabar, dan pada porda tersebut dipertandingkan pencak silat. Pada waktu itu, Kabupaten Serang masih di bawah Provinsi Jawa Barat.

Ki. Said juga menuturkan, pada saat itu di Kabupaten Serang belum ada cabang Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).

“Untuk itu berkumpulah sebelas peguron, kemudian bersepakat mendirikan Persatuan Pendekar Persilatan Seni Budaya Banten Indonesia (PPPSBBI),” terang Ki Said.

“Kemudian untuk tumbuh kembangnya organisasi, kami memilih Chasan Sochib sebagai ketua Umum dan Kusmeri sebagai sekretaris,” imbuh Ki. Said seraya menyebut saat ini pendiri Pendekar Banten yang masih Hidup tinggal dirinya dan Ki. Rusdi.

Pada ahir pertemuan itu, di uji cobakan panco dan mencek dua Jawara dari dua generasi.

Jawara Pencak Silat dan Jawara Pena diahiri dengan separing panco dan pencak silat. Sebagai mana diketahui, Firdaus Ketua Umum SMSI selain dikenal sebagai jawara pena juga hoby olahraga pencak Silat.

Diakhir Ki Said menyebut bahwa silaturahmi yang digelar sesuai dengan jiwa kebantenan.

“Yang muda menghormati yang lebih tua dan yang tua menyayangi yang muda. Dengan jiwa kebantenan yang merupakan serapan dari ajaran kanjeng Nabi tersebut, semoga Allah ridho dengan silaturahmi ini,” pungkas Ki Said. (Pan)