Wartawan : Profesi atau Panggilan Hidup?

oleh

Oleh: Dean Al-Gamereau

Anda mengalami kemacetan lalu lintas yang luar biasa, dalam sebuah perjalanan. Lalu, Anda misalnya melaporkan pengalaman itu ke sebuah stasiun radio secara langsung, dan disiarkan.

Maka, Anda sudah menjalankan tugas wartawan. Inilah yang kemudian disebut citizen journalism, atau biasa diterjemahkan dengan jurnalisme warga.

Ada syarat tertentu untuk pekerjaan citizen journalism? Tak ada, kecuali calling in life (panggilan hidup). Anda menyediakan waktu, menghabiskan pulsa pula. Namun, Anda tak merasa rugi, bahkan justru berbahagia karena sudah berbagi informasi kepada khalayak pendengar khususnya. Anda infak informasi.

Jadi, wartawan itu a profession (sebuah profesi) atau a calling in life (sebuah panggilan hidup), atau pula sekadar a hobby (sebuah kesukaan)?

Pertanyaan lain yang senada, dilontarkan Anja Bardey, seorang wartawan lepas, tinggal di Essen (Jerman), dalam Online-Redaktion Goethe Institut.

Pertanyaan Bardey,” Apakah wartawan itu an occupation (sebuah jabatan) atau a vocation (sebuah lapangan kerja)?”

Dick Hartoko, seorang budayawan, menulis pengantar untuk buku karya Djudjuk Juyoto (1985) Jurnalistik Praktis Sarana Penggerak Lapangan Kerja Raksasa.

Kata Dick Hartoko, “Lapangan kerja raksasa yang dimaksud Djudjuk adalah lapangan kerja idiil, lapangan kerja untuk membina kerukunan, membina komunitas”.

Kalau kewartawanan itu memang sebuah lapangan pekerjaan, untuk sebuah profesi, tetapi tentu saja tak sama dengan lapangan pekerjaan tukang sepatu, tukang jahit pakaian, atau tukang pangkas rambut yang selalu mengikuti keinginan pemesan.

Wartawan tak sama dengan pemain sinetron yang harus selalu mengikuti perintah sutradara.Wartawan harus menjaga jarak yang sama dengan sumber berita atau bahkan politikus mana pun.

Pengakuan wartawan sendiri, “Jika kita tak menjaga jarak dari arena, apakah kita ini, wartawan atau politikus?

Robert Peerbom, dalam bukunya Het Dagblad (terjemahan Rochady, 1970 : 134), memerinci syarat jadi wartawan.

Salah satunya, harus sebagai panggilan hidup, alias sebagai a calling in life.

Seorang pendiri Depthnews, Juan L. Mercado (Filipina), mengingatkan, tugas wartawan adalah menulis untuk mengungkapkan kepada pembaca, bukan menulis untuk memengaruhi pembaca (1987:144).

Tugas wartawan menurut “mbahnya” wartawan Indonesia, H. Rosihan Anwar (1922-2011), “untuk menyenangkan yang sedang terpukul dan untuk memukul yang sedang kesenangan”.

Kata David Broder, “Sebagai wartawan, tanggung jawab kita adalah kepada para pembaca kita. Segala yang kita ketahui, atau yang kita pikirkan, pertama-tama adalah milik para pembaca. Bukan milik seorang politikus yang kebetulan seorang teman”.

Penulis adalah wartawan senior di Provinsi Banten