Minyak kayu putih dari Pulau Buru Maluku yang tersohor kualitasnya, kini mulai menembus pasar internasional. Keberhasilan ini bisa diraih setelah Kementerian Sosial menjalin kerja sama dengan pusat oleh-oleh Krisna Bali untuk memasarkan produk minyak kayu putih Buru yang merupakan upaya pemberdayaan masyarakat melalui program Pahlawan Ekonomi Nusantara atau PENA.
Peluncuran produk minyak kayu putih Buru disaksikan langsung Menteri Sosial Tri Rismaharini di pusat oleh-oleh Krisna, Jl. Raya Blangsinga, Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa (26/3).
“Produk minyak kayu putih Buru berasal dari daerah yang sangat jauh di Kepulauan Maluku, sekitar tiga jam penerbangan dari sini. Namun produk mereka bisa diterima Ajik Krisna,” ujar Risma memberikan apresiasi.
Minyak kayu putih buru merupakan hasil produksi para pengrajin minyak kayu putih di Pulau Buru Maluku yang telah graduasi dari program PENA karena sudah meningkat pendapatannya. Kerja sama dengan Krisna Bali bermula ketika tahun 2023 Mensos Risma mengunjungi Namlea, Kabupaten Buru, Maluku untuk melihat proses pembuatan minyak kayu putih.
Dari kunjungan tersebut diketahui, terdapat keterbatasan sumber daya untuk memasarkan produk minyak kayu putih sehingga kurang diketahui oleh masyarakat luas. Padahal kualitas minyak kayu putih dari Pulau Buru terkenal sangat bagus. Oleh karena itu Mensos Risma melakukan re-branding agar produknya bisa lebih dikenal.
Setelah dibantu Kemensos dalam melakukan pengemasan atau packaging serta standar produk, akhirnya produk minyak kayu putih buru bisa diterima dan dipasarkan secara internasional melalui Krisna Bali yang merupakan pusat oleh-oleh terbesar di Asia Tenggara.
Dalam peluncurannya, sebanyak 335 botol minyak kayu putih buru produksi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PENA dibawa untuk diluncurkan di pusat oleh-oleh Krisna Bali. Minyak kayu putih tersebut dikemas dalam ukuran 30 ml, 60 ml dan 100 ml.
“Selama saya masih diberi kesempatan hidup, saya akan terus membantu masyarakat. Pemasaran minyak kayu putih ini merupakan salah upaya kami membantu pemerintah untuk memberdayakan masyarakat,” kata Ajik Krisna.
Selain meluncurkan produk, Mensos juga memberikan penghargaan kepada Gusti Ngurah Anom, pendiri dan pemilik pusat oleh-oleh Krisna Bali karena dedikasi dan dukungannya dalam memasarkan produk-produk PENA.
Selain itu Krisna Bali juga memberikan kesempatan kerja bagi delapan orang penyandang disabilitas untuk bekerja di pusat oleh-oleh Krisna Bali.
Mensos Risma turut mengantarkan delapan Sahabat PENA Vokasi penyandang disabilitas rungu wicara untuk bekerja di Krisna Bali.
Di tengah-tengah acara lauching, Mensos menangis terharu karena masih banyak orang baik yang mau membantu dan menerima orang berkebutuhan khusus untuk bekerja seperti yang dilakukan pusat oleh-oleh Krisna Bali.
“Mereka anak didik kami dari Sentra Mahatmiya Bali yang kami ajari untuk bertahan hidup. Kini mereka kami serahkan ke Ajik untuk keberlangsungan hidupnya. Kami serahkan ke Ajik dan kami titip mereka,” kata Mensos Risma, dilanjutkan dengan penyerahan secara simbolis seragam kerja yang berarti mereka secara resmi telah menjadi karyawan Krisna.
Salah seorang penerima manfaat dari Sentra Mahatmiya Bali beranama Ni Putu Listya Dewi (20) penyandang disabilitas tuna rungu mengatakan, dirinya tidak menyangka dapat bekerja di Krisna serta merasa sangat senang. “Terima kasih Bu Risma, telah banyak membantu kami,” kata Ni Putu Listya Dewi.(weka)