Derita Tumor Dileher, Pegiat Kesenian Dzikir Saman Butuh Uluran Para Dermawan

oleh

Fajarbanten.co.id, Pandeglang – Abah Endang (70) perihatin pegiat kesenian Dzikir Saman menderita penyakit tumor dengan ukuran yang cukup besar di bagian leher, kini harus terbaring dengan menahan rasa sakit.

Akibat penyakit tumor yang dideritanya dia tidak dapat banyak beraktivitas. Setiap hari hanya berbaring di rumahnya di Kampung Kaduheulang, Desa Cisereh, Kecamatan Cisata, Kabupaten Pandeglang.

Abah Endang tinggal bersama istri dan 3 anak perempuannya, sementara 3 orang anaknya hanya bekerja sebagai buruh tani dan penggembala bebek.

Penghasilannya hanya cukup untuk hidup sehari-hari. Mereka hanya bisa pasrah mendapat bantuan para dermawan dan pemerintah yang membantu pengobatan Abah Endang.

” Suami Saya tiap hari hanya seperti ini tiduran saja, BPJS punya cuman bingung untuk biaya nunggu setiap harinya, sedangkan penghasilan hanya cukup untuk buat sehari-hari,” ujar Dati (67) istri Abah Endang ditemui dikediamannya, Jumat 10 Mei 2024.

Penyakit tumor yang diderita Abah Endang sudah 5 tahun, kondisinya kian hari kian memburuk. “Sudah lima tahun sakitnya, kondisinya sekarang sakit terus, yang dirasakan di tangan sama benjolan di leher,” ucap Dati.

Menurutnya, Abah Endang sempat dibawa ke Rumah Sakit Berkah Pandeglang, karena diduga terkena tumor, pihak Rumah Sakit kemudian meminta merujuk ke Rumah Sakit Banten atau Rumah Sakit yang ada di Jakarta. Namun, ongkos bulak balik dan biaya hidup selama perawatan terasa berat untuk keluarga ini. Akhirnya, Abah Endang dibawa pulang kembali ke rumahnya, dan melakukan pengobatan seadanya, untuk mengurangi rasa sakitnya.

“Ada gumpalan, kata dokter itu tumor. Jadi kami mohon kepada komunitas seni yang ada di Pandeglang untuk membantu Abah, dan aparatur pemerintah. Semoga Abah bisa sembuh kembali,” tegasnya.

Ia berharap ada pihak yang membantu dalam pengobatan tumor yang diderita suaminya. “Mudah-mudahan ada bantuan dari pemerintah, serta pihak-pihak lainnya,”harapnya.

Sementara itu, pelaku seni Dzikir Saman, Jumali mengatakan, sebelum menderita tumor Abah Endang aktif di dunia kesenian dzikir saman, seni tradisional bernafaskan Islam yang ada di Pandeglang. Ia merupakan pendiri sekaligus ketua dzikir saman sinar harapan.

Komunitas dzikir saman sinar harapan, sering mentas di kegiatan masyarakat atau pemerintah. Namun, sejak Abah Endang mengalami sakit, kegiatan kesenian dzikir saman sudah jarang dilakukan lagi.

“Semenjak Abah terbaring sakit, pegiat seni dzikir saman pun merasa kehilangan, semangatnya juga berkurang,” katanya.(Asep)