Fajarbanten.co.id – Warga Desa Janaka, Kecamatan Jiput, Kabupaten Pandeglang, digemparkan oleh dugaan penggelapan aset desa berupa mobil operasional yang diberikan oleh salah satu stasiun televisi swasta.
Bantuan yang seharusnya digunakan untuk kepentingan masyarakat ini, diduga digadai oleh oknum kepala desa guna menutupi kekurangan anggaran akibat penggunaan Dana Desa secara tidak transparan.
Mobil bantuan yang diterima sekitar September 2024 ini awalnya disambut dengan antusias oleh masyarakat. Namun kendaraan tersebut rencananya digunakan untuk kebutuhan operasional desa, seperti transportasi warga, pelayanan kesehatan darurat, dan kegiatan sosial lainnya. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, mobil itu tidak lagi terlihat dan menimbulkan kecurigaan di kalangan masyarakat.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, bahwa keberadaan mobil tersebut diduga berada di tangan pihak ketiga.
Seorang tokoh masyarakat yang enggan disebutkan namanya menyampaikan bahwa warga mulai merasa ada yang tidak beres sejak mobil tersebut tidak digunakan lagi.
“Warga mulai bertanya-tanya, kenapa mobil yang diberikan untuk kepentingan desa tiba-tiba hilang? Setelah kami telusuri, ada dugaan kuat bahwa mobil itu digadai untuk menutupi dana desa yang terpakai oleh kepala desa,” katanya kepada wartawan, Kamis 2 Januari 2025.
Ia mendesak pihak Pemerintah Desa untuk segera memberikan klarifikasi terkait keberadaan mobil tersebut. Mereka juga mendesak agar ada transparansi dalam pengelolaan keuangan desa, termasuk penggunaan Dana Desa.
“Kami tidak ingin hak masyarakat disalahgunakan. Apalagi ini menyangkut aset yang diberikan untuk kepentingan kita semua,” ujarnya.
Ia berharap, agar kasus ini segera diselesaikan secara hukum. Mereka juga meminta agar Pemerintah kabupaten (Pemkab) Pandeglang dan Aparat Penegak Hukum (APH) untuk segera memastikan bantuan serupa di masa depan tidak lagi disalahgunakan.
“Laporan ini harus ditindaklanjuti, jangan sampai kasus seperti ini menjadi kebiasaan. Kami ingin bantuan yang diberikan benar-benar untuk masyarakat, bukan untuk kepentingan pribadi,”paparnya.
Hingga berita ini diturunkan, kepala Desa Janaka belum memberikan pernyataan resmi. Upaya konfirmasi melalui telepon seluler maupun pesan singkat belum mendapat respons. (Asp)